Jakarta, MinergyNews– Ditandai dengan pemukulan gong, Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla membuka secara resmi Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2019. IIGCE ke-7 yang dilaksanakan sejak hari ini hingga tanggal 15 Agustus 2019 mendatang mengusung tema “Making Geothermal the Energy of Today”. Dalam sambutannya Jusuf Kalla meminta pengembangan panas bumi sebagai sumber energi listrik dapat dipercepat sehingga pemanfaatannya dapat ditingkatkan menjadi lebih besar lagi dalam porsi bauran energi nasional.
“Geothermal di Indonesia seperti kita tahu bukan hal yang baru, 35 tahun yang lalu Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) Kamojang sudah beroperasi, jadi PLTP itu bukan hal yang baru sudah 35 tahun yang lalu kita sudah mengenal geothermal di Indonesia. Menyusul kemudian PLTP Dieng, Patuha, Lahendong di Manado, semuanya sudah puluhan tahun,” ujar Jusuf Kalla dalam sambutannya, di Jakarta, Selasa (13/8).
Pemanfaatan panas bumi sebagai sumber energi di Indoneisa menurut Jusuf Kalla terasa masih sangat lambat. Pemanfaatan panas bumi dengan 35 tahun pengalaman saat ini baru mencapai sekitar 2.000 MW. “Walaupun sudah 7 kali melaksanakan konvensi ini namun pemanfaatannya masih sangat lambat sekali, sudah tujuh kali melaksanakan pameran dan konvensi hasilnya baru 2.000 MW, padahal telah memiliki 35 tahun pengalaman,” lanjut Wapres.
Masih menurutnya, perkembangan yang lambat juga menimpa sumber-sumber energi terbarukan lainnya bukan hanya panas bumi, hal ini harus menjadi bahan kajian dan pelajaran bagi Kementerian dan instansi-instansi lainnya untuk mencari cara agar perkembangannya bisa menjadi lebih cepat.