Jakarta, MinergyNews– Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Dwi Soecipto mengatakan, pendirian Universitas Pertamina ini atas kepedulian pertamina dalam membangun sumber daya manusia khususnya di sektor energi. Proses mengangkatan pertama ini luar biasa capai 5-6 kali penerimaan dari yang kita targetkan. Apa yang dicapai oleh pertamina ini adalah yang terbaik.
“Kami dari direksi sangat mendukung pendirian universitas ini,” ujar Dwi dalam sambutannya di acara acara Dies Natalis Universitas Pertamina Ke-1 di Jakarta, Rabu (1/2).
Dwi menegaskan, Univeristas pertamina nantinya akan dijadikan laboratorium terbesar di Indonesia khususnya sektor energi. “Diharapkan mahasiswa dpt berkontribusi dlm mengatasi permasalahan di Indonesia. Targetnya lahirkan anak bangsa yang memiliki teknologi,” katanya.
Sementara itu, Rektor Universitas Pertamina Akhmaloka, mengungkapkan, pihaknya tidak hanya akan fokus memberikan pembekalan ilmu mengenai minyak dan gas (migas), tapi juga mengarah pada kompetensi bisnis energi terbarukan.
Pasalnya, menurut Akhmaloka, energi baru dan terbarukan merupakan masa depan suatu negara untuk menjaga ketahanan energi nasional.
“Kita tidak melulu main di migas, tapi energi keseluruhan. Mahasiswa kita harus punya kompetensi di bisnis energi, karena perang asimetris yang disebutkan Presiden Joko Widodo ke depan adalah energi dan pangan. Jadi kita harus siapkan sumber daya manusia yang baik di bidang ini,” ujarnya.
Namun, Akhmaloka optimistis, industri migas nasional dan seluruh dunia akan bangkit kembali jika harga minyak dunia terkerek naik. Dia memperkirakan, kenaikannya dapat terjadi dua tahun mendatang.
“Yang saya dengar memang akan turun dulu harga minyak, lalu naik lagi dua tahun mendatang. Jadi masih ada harapan buat kita mempersiapkan lulusan terbaik yang bisa mengikuti tren dunia yang fokus pada pengembangan energi terbarukan,” tuturnya.
Selain itu, tambahnya, kurikulum dan proses pembelajaran di universitas ini dirancang untuk menanamkan kemampuan berpikir secara kritis dan menyelesaikan masalah kompleks melalui tugas dan proyek terkait dengan teknologi dan bisnis energi.
“Targetnya 5-6 tahun ke depan, beberapa program studi terakreditasi internasional, sehingga lulusan kami bisa bekerja di mana-mana. Mau bekerja di Amerika Serikat saja ditanya terakreditasi internasional tidak,” tegasnya.
Akhmaloka berharap, pihaknya dapat mencetak generasi muda yang bukan hanya paham dan pandai dalam akademis, tapi juga mengerti seluk beluk industri migas maupun energi pada umumnya.
“Kami menyebutnya sarjana plus, fundamental atau dasar ilmu pengetahuan diajarkan seperti yang diterapkan di ITB, UI di tingkat I. Lalu tingkat II engineering science dan tingkat III serta IV diajarkan soal industri dari beberapa praktisi di Pertamina, anak usaha Pertamina maupun mitranya. Supaya mahasiswa tahu bagaimana permasalahan industri, dan lainnya,” katanya.
Sebagai informasi, Universitas Pertamina memiliki 6 fakultas dan 15 program studi (prodi) Strata-1, yaitu:
1. Fakultas Perencanaan Infrastruktur dengan prodi Teknik Sipil dan Teknik Lingkungan
2. Fakultas Teknologi Industri dengan prodi Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Kimia, dan Teknik Logistik
3. Fakultas Teknologi Eksplorasi dan Produksi dengan prodi Teknik Geofisika, Teknik Geologi, dan Teknik Perminyakan
4. Fakultas Sains dan Komputer dengan prodi Kimia dan Ilmu Komputer
5. Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan prodi Manajemen dan Ilmu Ekonomi
6. Fakultas Komunikasi dan Diplomasi dengan prodi Ilmu Komunikasi dan Hubungan Internasional. (us)