Jakarta, MinergyNews– PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) terus tancap gas untuk menyelesaikan Proyek Revamping Aromatik, setelah sebelumnya telah dengan sukses menyelesaikan pembangunan 5 tangki yang diresmikan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, pada tanggal 20 Desember 2021.
Sebagai tindak lanjut, TPPI telah menuntaskan Final Investment Decision (FID) pada tanggal 28 Desember 2021, sehingga akan dilanjutkanEPC ISBL Proyek Revamping Aromatik guna meningkatkan kapasitas produksi Paraxylene dari 600 ribu menjadi 780 ribu ton setiap tahunnya dan juga meningkatkan kapasitas Platforming dari 50 KBD menjadi 55 KBD.
ISBL Proyek Revamping Aromatik itu sendiri akan mencakup modifikasi pada Heater, Unit CCR dan Tray Kolom Distalasi, serta penggantian Adsorbent Unit Parex dengan tipe baru dan penggantian Katalis Unit Isomar dan Tatoray.
“Proyek Revamping Aromatik yang akan memakan total biaya USD 200 juta untuk keseluruhan OSBL dan ISBL ini merupakan salah satu proyek strategis nasional yang berpotensi untuk dapat menghemat Current Account Deficit (“CAD”) hingga 410 juta USD / tahun,” jelas Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Djoko Priyono, pada peresmian OSBL Proyek Revamping Aromatik pada 20 Desember 2021.
Sehingga mulai tahun 2023, TPPI dapat menutupi kekurangan pasokan produk Aromatik dalam negeri yang selama ini didominasi oleh produk impor. Hal ini tentunya sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia yang mencanangkan pengembangkan TPPI sebagai bagian dari industri petrokimia terintegrasi. Dan TPPI dibawah naungan PT Pertamina (Persero) melalui PT Kilang Pertamina Internasional, terus bergerak untuk merespon arahan Presiden tersebut.
Proyek ini juga dipicu atas tingginya permintaan produk petrokimia dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, dimana produk petrokimia diproyeksikan meningkat sebesar 5 persen tiap tahunnya. Permintaan petrokimia seperti polypropylene (PP), polyethylene (PE), dan paraxylene (PX) serta benzene (Bz) akan meningkat hingga 7,6 juta ton per tahun, sedangkan kapasitas produksi petrokimia saat ini hanya mencapai 1,6 juta ton per tahun.
Proyek Revamping Aromatik ini akan lebih mengokohkan peran TPPI sebagai produsen produk Aromatik terbesar di Indonesia, dan juga sebagai salah satu langkah mewujudkan visi sebagai Perusahaan Petrokimia dan Energi Kelas Dunia.