Tambang Emas Martabe Raih Dua Penghargaan CSR Indonesia Awards 2019

Batangtoru, MinergyNews– PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe meraih dua penghargaan dalam ajang CSR Indonesia Award 2019 yang digelar di Bali, 30-31 Juli 2019. Kedua penghargaan tersebut yakni penghargaan Silver untuk Kategori Cipta Guna Sehati melalui program Pemeriksaan Mata dan Operasi Katarak Gratis Tambang Emas Martabe: Buka Mata Lihat Indahnya Dunia Berikan Harapan Hidup Lebih Luas dan Penghargaan Bronze untuk Kategori Didaktika Pratama Unggul melalui Program E-Coaching Jam Tambang Emas Martabe Belajar Seru Langsung dengan Para Ahli Pertambangan.

CSR Indonesia Award merupakan ajang yang digagas Majalah CSR Indonesia & Media Online CSR-Indonesia.com bekerja sama dengan Meprindo Communications. Event ini merupakan dedikasi dari Majalah CSR Indonesia untuk mensosialisasikan bahwa CSR bisa membantu meningkatkan kualitas kehidupan, baik di daerah yang terdampak bencana maupun yang sedang dalam pembinaan program CSR. Kategori penilaian meliputi dampak program tersebut ke masyarakat dan hasil peliputan independen oleh media massa.

Kategori Cipta Guna Sehati meliputi bidang CSR kesehatan yang memberikan dukungan atau sarana kesehatan gizi dan juga cara hidup sehat. Sedangkan Kategori Didaktika Pratama Unggul meliputi Bidang CSR pendidikan yang memberikan bantuan langsung pertolongan ke masyarakat dalam bidang edukasi.

Senior Manager Corporate Communications PT Agincourt Resources, Katarina S. Hardono menyatakan bahwa Tambang Emas Martabe sangat bersyukur atas apresiasi yang diraih dalam ajang CSR Indonesia Awards 2019 ini.  “Tentunya ini menunjukkan bahwa program-program CSR  yang dilaksanakan oleh PT Agincourt Resources bisa memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat Sumatera Utara, khususnya masyarakat lingkar Tambang Emas Martabe,” kata Katarina.

Pemeriksaan dan operasi katarak gratis Tambang Emas Martabe telah diselenggarakan dan menjadi program tahunan sejak 2011. Fokus utama wilayah yang dituju sebelumnya khususnya adalah Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Padangsidimpuan, Mandailing Natal, Sibolga, dan Tapanuli Utara dengan titik utama operasi di RS TNI Losung Batu, Padangsidempuan. Namun, pada 2018, Tambang Emas Martabe memperluas jangkauan manfaat menjadi Sumatera Utara, dengan melaksanakan kegiatan di dua titik utama yakni Medan dan Padangsidempuan. Hingga 2018, rangkaian kegiatan ini telah mengembalikan penglihatan 8.434 mata dan harapan hidup 7.131 orang. Tak hanya itu, rangkaian kegiatan ini juga telah memberikan dampak tidak langsung kepada lebih dari 30.000 orang.

Sementara itu sebagai salah satu perusahaan pertambangan emas dan perak berskala besar di Sumatera Utara, bahkan Sumatera, Tambang Emas Martabe memiliki kepedulian untuk memfasilitasi para mahasiswa melengkapi pengetahuan mereka tentang dunia kerja pertambangan yang terus menerus berkembang. Menurut Katarina, Tambang Emas Martabe melihat perlu adanya ‘jembatan’ untuk meminimalisasi kesenjangan antara pengetahuan yang didapatkan para mahasiswa di bangku akademis dengan praktik di dunia kerja nyata. Salah satunya adalah dengan menggelar berbagai sesi belajar dan diskusi langsung dari para ahli pertambangan (coach) melalui E-Coaching Jam (ECJ).

Katarina menyatakan bahwa Tambang Emas Martabe memiliki visi membangun generasi cerdas yang berkarakter kuat. Sedangkan ECJ adalah wadah edukasi kreatif, yang misinya adalah menyediakan sumber-sumber pengetahuan dan wawasan yang bertujuan untuk membangkitkan dan meningkatkan antusiasme belajar jalur informal, dan membantu para mahasiswa lebih siap memasuki dunia kerja nyata dan terus mengembangkan karir,

ECJ merupakan program jangka panjang yang akan terus dikembangkan oleh Tambang Emas Martabe. Pada awalnya, para coach berasal dari internal Tambang Emas Martabe, mulai dari level Supervisor hingga Direktur. “Tambang Emas Martabe juga akan terus mengembangkan kerja sama dengan perusahaan pertambangan lainnya di Sumatera bahkan Indonesia untuk bersama-sama mengembangkan ECJ. Ke depannya, targetnya bukan hanya Tambang Mineral di Sumatera Utara saja yang berkontribusi, tapi juga tambang lain di wilayah di seluruh Indonesia,” kata Katarina.

Selain belajar, berbagi, dan berkonsultasi via surat elektronik, para mahasiswa peserta ECJ juga bisa bertemu langsung dengan para coach setidaknya 2 kali setahun. Pada pertemuan ini, para peserta dan coach dapat berinteraksi langsung terkait topik pembahasan tertentu. Para coach juga dapat mengevaluasi langsung kemajuan para peserta.

ECJ pertama kali diluncurkan pada 2014 pada ajang Indonesian Students Mining Competition (ISMC) ke-9 dan South East Asian Student Mining Competition (SEAMC). Kegiatan tahunan ISMC & SEAMC yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Tambang ITB ini telah berhasil menarik minat partisipasi perwakilan dari 14 universitas di seluruh Indonesia dan 5 universitas dari Korea Selatan. Beberapa di antaranya yakni UPN Veteran Yogyakarta, Universitas Padang, Universitas Sriwijaya, Universitas Hasanudin, Universitas Lambung Mangkurat, ITB, ITM, Korea University, Korea Maritime University, Hanyang University, Dong-A University, Chonnam National University, dan sebagainya. Sejak pertama kali diluncurkan, total pemateri yang telah berkontribusi di ECJ yakni 17 orang dan hingga saat ini mahasiswa (yang sedang menjalani studi ataupun yang sudah lulus) penerima manfaat mencapai hampir 1.800 orang di seluruh Indonesia.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *