Jakarta, MinergyNews– Total 907 mata (673 orang) berhasil kembali memperoleh penglihatan setelah mengikuti rangkaian program Operasi Katarak Gratis Tambang Emas Martabe: Buka Mata Lihat Indahnya Dunia yang telah selesai dilaksanakan di Rumah Sakit (RS) Tentara Padang Sidimpuan, 8-11 Desember 2016, dan RS Tentara Putri Hijau Medan, 13-16 Desember 2016.
Sebanyak 829 mata dari 607 orang yang menjalani operasi katarak dan 78 mata dari 66 orang yang mengikuti operasi pterygium berada dalam rentang usia mulai dari 1 tahun hingga 90 tahun. Mereka berasal dari berbagai daerah lintas Pulau Sumatra, diantaranya dari Padangsidimpuan, Madina, Sibolga, Langkat, Deli Serdang, Tarutung, Rantau Prapat, Nias, dan Aceh.
“Kami mengapresiasi seluruh pihak yang mendukung upaya memberantas kebutaan di Sumatera Utara, khususnya di Tapanuli Selatan dimana Tambang Emas Martabe beroperasi. Tahun ini sekali lagi kami menjadi bagian berharga dari kehidupan 673 orang pasien dan keluarga yang telah diberikan kesempatan melihat kembali indahnya dunia dan hidup lebih produktif,” ujar Presiden Direktur Tambang Emas Martabe, Tim Duffy dalam keterangan tertulisnya di Jakarta.
Tim mengungkapkan, pihaknya bekerjasama dengan lembaga kemanusiaan A New Vision, didukung Kodam I Bukit Barisan, sejak tahun 2011, sejumlah 5.662 orang (6.087 mata) telah menjalani operasi katarak dengan metode penggantian lensa intraokuler secara cepat dan aman dengan tingkat keberhasilan 100%.
Tim menambahkan, katarak dapat terjadi pada semua orang, termasuk bayi dan anak-anak, dan tidak terbatas pada orang dewasa saja. “Selama 5 tahun penyelenggaraan program ini, kita menyaksikan bagaimana penyakit katarak berpengaruh kepada seluruh lapisan masyarakat mulai usia termuda umur 8 bulan hingga usia tertua 108 tahun,” ujar Tim.
Segera setelah putra sulungnya, Ahmad Rohan (7 tahun), berhasil menjalani operasi katarak khusus anak tanggal 14 Desember 2016 di RS Tentara Putri Hijau Medan, M. Soleh mengatakan lega sekali akhirnya pengganggu penglihatan di kedua mata anaknya dapat diangkat. “Setelah dua tahun menanti dan mengupayakan pengobatan macam-macam demi mengembalikan penglihatan Rohan dengan pendapatan saya yang amat terbatas sebagai supir, saya tidak hentinya bersyukur akhirnya sekarang kedua mata Rohan bisa terbuka normal dan melihat kembali. Dia tadi langsung tertawa lepas dan bergerak lincah segera setelah dua tutup mata operasinya dilepas,” kata M. Soleh.
Ahmad Rohan mulai mengalami kebutaan pada kedua matanya sejak usia 5 tahun. Dia hanya bisa diam dalam rumah, bergerak dengan meraba-raba tembok, tidak bisa bermain di luar rumah. Sejak ada gangguan di kedua matanya, dia tidak tahan melihat sinar matahari atau lampu yang terlalu terang. Orangtuanya terpaksa membatalkan rencana mendaftarkannya ke Taman Kanak-kanak. Dari yang semula aktif dan ceria, Rohan menjadi murung dan pemarah. Hanya lingkup keluarga terdekat yang bisa menyentuh atau mengajaknya berbicara.
“Sekarang semangat kali dia bilang mau segera sekolah, saya dan ibunya jadi mau cepat-cepat kembali ke rumah kami di Panyabungan dan mencari informasi pendaftaran sekolah untuk Rohan. Perjalanan jauh kami dari Panyabungan ke Medan membuahkan kebahagiaan tak terkira, dan seluruh pemeriksaan dan operasi gratis lagi. Benar-benar membantu kami,” tambah M. Soleh.
Sementara itu, Manajer Senior Komunikasi Korporat Tambang Emas Martabe Katarina Siburian Hardono menyatakan, selama program sosial Operasi Katarak Gratis dilaksanakan sejak 2011, 2012, 2014, 2015 dan 2016, Tambang Emas Martabe juga telah melaksanakan sosialisasi dan pelatihan bagi para kader penyuluh dan tenaga medis di beberapa kota di Sumatera Utara. Lebih dari 4.700 anggota masyarakat telah difasilitasi untuk mendapatkan pemahaman dasar mengenai Katarak melalui Pekan Informasi Katarak dan lebih dari 14.091 orang mengikuti pemeriksaan mata gratis. Secara total, lebih dari 24.500 orang telah memperoleh manfaat dari seluruh rangkaian program ini.
Sebagai informasi, katarak bukan kutukan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Statistik menunjukkan bahwa 4 dari 5 orang buta, menderita katarak, dan dapat disembuhkan. Data Kementerian Kesehatan RI 2015, penduduk Indonesia cenderung menderita katarak 15 tahun lebih cepat dibanding penduduk di daerah subtropis, sekitar 16-22% penderita katarak yang dioperasi berusia di bawah 55 tahun.
Di Sumatera Utara diperkirakan ada 170.000 – 200.000 akumulasi kebutaan katarak. Setiap tahun terdapat tambahan 17.000 kasus kebutaan katarak. Katarak dapat disembuhkan melalui operasi, sementara jumlah operasi katarak yang dilakukan kurang dari 10.000 per tahun.