Jakarta, MinergyNews– Sepanjang tada tahun 2016 ini, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah menyetujui 28 rencana pengembangan lapangan baik dalam bentuk Plan of Development (POD) maupun Plan of Further Development (POFD).
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Kepala Bagian Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Taslim Z. Yunus dalam laporan akhir tahun di kantornya, Jakarta, Jumat (23/12/2016).
Taslim mengungkapkan, pengembangan lapangan baru ini diharapkan akan menambah cadangan minyak sebesar 142,45 juta barel dan cadangan gas sebesar 0.645 TSCF.
“Pengembangan lapangan ini akan membutuhkan investasi sebesar US$2,94 miliar dan diharapkan dapat menghasilkan penerimaan negara sebesar US$6,85 miliar,” ujarnya.
Taslim mengatakan kegiatan-kegiatan hulu migas tersebut, baik pada wilayah kerja eksplorasi maupun produksi, memerlukan investasi yang besar. Sampai dengan November, investasi yang sudah dikeluarkan industri hulu migas di 2016 sudah mencapai US$10.43 miliar dengan pengeluaran terbesar untuk produksi, yaitu sebesar US$7.81 miliar.
“Sampai saat ini industri hulu migas masih terpengaruh rendahnya harga minyak dunia. Rata-rata harga minyak mentah Indonesia, Indonesian Crude Price (ICP), sepanjang 2016 berada pada kisaran US$39,15 per barel. Angka ini lebih rendah dari harga ICP yang ditetapkan pada APBN-P, yaitu sebesar US$40 per barel. Dengan kondisi harga tersebut, perkiraan penerimaan negara dari hulu migas sampai akhir tahun adalah sebesar US$9,294 miliar atau sekitar Rp 125 triliun,” pungkasnya. (us)