Suplai Minyak Sawit Domestik dan Ekspor Tak Akan Terganggu Akibat Produksi Menurun

Jakarta, MinergyNews– Mantan Direktur utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit, Bayu Krisnamurthi mengungkapkan, produksi sawit nasional mengalami penurunan, tapi dipastikan suplai minyak sawit domestik dan ekspor tidak banyak terganggu.

Namun, Bayu membantah, apabila permintaan pasar baik domestik ataupun internasional turun. Justru saat ini permintaan tengah mengalami perbaikan. Tak heran jika harga sawit sedikit terangkat akibat permintaan yang tinggi namun produksi mengalami penurunan.

“Dipastikan suplai minyak sawit domestik dan ekspor tidak banyak terganggu,” ujarnya saat ditemui usai acara kegiatan Bakti Sosial sebagai rangkai acara Pekan Nasional Sawit Indonesia (PNSI 2017) di Kantor Desa singasari, Jonggol Sabtu (4/2).

Bayu menjelaskan, pasalnya stok nasional yang disimpan di dalam tangki-tangki masih cukup hingga masa panen. Bahkan pasar ekspor baru kini bermunculan seperti ke Rusia, Spanyol, Italia, dan negara-negara di Timur Tengah.

“Selama ini pasar ekspor kita di dominasi ke China, Belanda, Pakistan, Jepang serta sebagian kecil ke pasar Amerika,” tuturnya.

Akan tetapi, Bayu berharap para pelaku usaha di sektor kelapa sawit termasuk petani untuk tidak serta merta menaikkan harga lagi. Sebab harga yang bagus tersebut bersifat sementara sehingga yang perlu dilakukan adalah menjaga konsistensi permintaan dengan tidak menaikkan harga. Jika hal itu dilakukan akan buyer internasional akan berpotensi pindah ke negara – negara produsen lain seperti Malaysia.

“Saya ingatkan pelaku usaha dan pelaku industri jangan lengah atau jangan bergembira dengan harga yang tingggi sekarang,” imbuhnya.

Pasalnya, Bayu menambahkan, ada 2 masalah harga yang tinggi cenderung jatuh nanti, jadi jangan naik terlalu tinggi lebih baik kita berada pada posisi yang wajar, yang sebesar US$ 700-750 per matric ton / MT).

“Para pelaku industri sawit diharapkan tidak gegabah. Sebab ada ancaman lain yaitu permintaan minyak kedelai bakal menyaingi permintaan minyak sawit. Jika hal itu terjadi, maka nasib industri sawit bakal terganggu,” katanya.

Oleh sebab itu, lanjut ya, semua pihak diminta jangan terlalu berpuas diri dengan harga CPO yang berlaku saat ini. Karena harus memperhatikan selisih harga sawit dengan kedelai sebagai pesaing, kalau terlalu dekat nanti akan membuat daya saing akan menjadi berkurang. (us)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *