“Kami ucapkan terima kasih kepada delegasi Thailand yang sudah mempercayakan benchmarking atau studi banding untuk pengelolaan data hulu migas ini di Indonesia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa kunjungan ini bukan berarti Indonesia di dalam hal pengelolaan data hulu migas ini lebih maju daripada Thailand. Justru di forum inilah kita bisa memberikan sharing knowledge bagaimana pengelolaan data hulu migas di Indonesia,” ujar Pusdatin ESDM Chrisnawan Anditya, Rabu (27/8).
Chrisnawan menjanjikan suatu saat nanti Pusdatin ESDM akan melakukan kunjungan balasan untuk mengetahui pengelolaan data di Thiland. “Kami ingin tahu bagaimana kondisi pengelolaan data di Thailand. Apa yang kita lakukan bukan merupakan sebuah kesempurnaan, tetapi sebuah perbaikan dari waktu ke waktu. Tentu kami ingin mendapatkan sharing knowledge dari Pemerintah Thailand di dalam pengelolaan data hulu migas,” lanjut Chrisnawan.
Selain kunjungan, dilakukan juga sharing knowledge mengenai pengelolaan data hulu migas yang dilakukan Pusdatin ESDM. “Kita akan sampaikan bagaimana pengelolaan data hulu migas di Indonesia. Apa yang menjadi hal penting perlu kita perhatikan di dalam pengelolaan data hulu migas. Apa yang kita lakukan sekarang ini belum semuanya sesuai dengan ekspektasi, tetapi kita sedang dalam proses untuk menuju roadmap pengelolaan data hulu migas yang good governance,” ungkap Chrisnawan.
DMF Thailand sendiri merupakan unit dibawah Ministry of Energy Thailand yang mempunyai tugas pelaksanaan eksplorasi dan produksi mineral dan migas di Thailand. Delegasi DMF terdiri dari 7 personel dipimpin langsung Director Information and Communication Center Mr. Anuchit Limsuat.
Pada kunjungan ini DMF juga didampingi oleh perwakilan Medco E&P Thailand dan Medco E&P Indonesia sebagai salah satu pemilik Wilayah Kerja (WK) Migas di Thailand.
DMF ingin mengetahui dan mempelajari jenis data yang dikelola serta mekanisme pengelolaan dan layanan pemanfaatan data hulu migas di Indonesia. Salah satu fokus pembahasan adalah bagaimana penanganan (handling) data perconto batuan, seperti core dan cutting di Indonesia.
Data perconto batuan merupakan data yang belum dapat dilakukan digitalisasi secara penuh, sehingga harus terus disimpan. Di satu sisi, volume data perconto batuan semakin bertambah sehingga kebutuhan storage fisik juga terus bertambah. Hal tersebut yang menjadi perhatian DMF.
Kewjiban Standarisasi Data Migas
Pada sesi sharing knowledge, Pusdatin ESDM menyampaikan pentingnya standarisasi data migas untuk mengintegrasikan data hulu migas. Hal tersebut menjadi penting karena memiliki ragam format data. “Data migas mempunyai jenis yang beragam, format yang berbeda serta struktur kelengkapan tidak sama. Dalam rangka pengelolaan data yang terintegrasi maka standardisasi adalah hal wajib yang harus dilakukan,” Chrisnawan.
Lebih lanjut Chrisnawan menyatakan, Pusdatin ESDM menyampaikan 3 (tiga) tahapan implementasi standardisasi yang dilaksanakan. Pertama, implementasi standardisasi pada tahap penyerahan data migas kepada Pemerintah. Kedua, implementasi standardisasi data migas terhadap data yang masih dikelola stakeloder. Terakhir, integrasi seluruh data migas secara system to system apabila tahap pertama dan kedua selesai.
Terkait pemanfaatan data migas yang ada, Chrisnawan menjelaskan masyarakat atau badan usaha yang berminat dapat menyampaikan permohonan pemanfatan secara online. “Layanan data dipusatkan melalui aplikasi Migas Data Repository (MDR) https://datamigas.esdm.go.id, yaitu aplikasi pengelolaan dan layanan data hulu migas Pusdatin ESDM,” tutup Chrisnawan.