Jakarta, MinergyNews– Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan, sektor kelapa sawit telah berkontribusi terhadap sektor tenaga kerja. Sepanjang tahun 2016 yang lalu, terdapat 5,6 juta tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan industri dan perkebunan kelapa sawit.
Untuk itu, Sri Mulyani mengimbau kepada seluruh pelau industri kelapa sawit di Indonesia menjaga keberlanjutan komoditas andalan nasional. Setidaknya, membangun industri yang komprehensif dan mampu menerapkan secara konsisten menerapkan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) di tingkat perusahaan maupun petani.
“Ini komoditas andalan yang sangat penting dijaga keberlanjutannya,” ujarnya di Jakarta.
Dirinya mengungkapkan, produk-produk kelapa sawit nasional harus diakui memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia.
Menurut Sri Mulyani, Indonesia pada 2016 nilai ekspor produk sawit mencapai US$ 17,8 miliar atau naik 8% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 16,5 miliar.
“Kalau kita lihat beberapa angka yang penting, ekspor komoditas sawit adalah 12% dari nilai ekspor nasional. 2016, nilai ekspor US$ 17,8 miliar atau Rp 231,4 triliun. dengan produksi 31 juta ton,” tuturnya.
Selain itu, tambahnya, kontribusi kelapa sawit terhadap sektor pertanian juga sebesar 14,2%, terhadap sektor minyak hewan dan nabati di industri 5%, dengan begitu kontribusi kelapa sawit dan produk turunannya sebesar 3% terhadap PDB.
Sementara itu, lanjutnya, dari sektor penerimaan pajak, pemerintah telah mengatur pungutan dana perkebunan atas ekspor kelapa sawit dan turunannya yang diatur dalam PMK Nomor 133/2015 tentang tarif layanan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit.
“Kontribusi pajak dari perkebunan sawit menunjukkan tren menurun dari 2012, baru pada 2015 agak meningkat lagi, tapi 2016 turun lagi antara 2,23%, sekarang 1,20%, dari total penerimaan pajak,” pungkasnya. (us)