Jakarta, MinergyNews– Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memberikan persetujuan Plant of Development (POD) lapangan MBF, blok Madura Strait, yang dioperasikan oleh Husky-CNOOC Madura Limited (HCML). Persetujuan POD ini dikeluarkan hanya dalam waktu 25 hari sejak diajukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tersebut.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Pelaksana Tugas Deputi Perencanaan SKK Migas, Julius Wiratno dalam keterangan tertulisnya di Jakarta.
Julius menjelaskan bahwa, persetujuan POD ini menghasilkan komitmen dari operator untuk mengembangkan di lapangan MBF dengan investasi US$ 88 juta, atau sekitar Rp 1,3 triliun. Kegiatan yang akan menggarap potensi cadangan gas sebesar 38,04 miliar standar kaki kubik (BSCF) tersebut disiapkan untuk memenuhi kebutuhan gas Jawa Timur.
“Investasi ini diharapkan bisa ikut menggerakkan ekonomi Jawa Timur dan Nasional. Hal lain yang juga penting, kita akan mendapatkan tambahan sumber gas untuk menutup kebutuhan Jawa Timur di masa depan,” ujarnya.
Nantinya, tambah Julius, investasi tersebut akan digunakan untuk pengeboran deepening dua sumur pengembangan MBF-A1 dan MBF-A2; pembangunan well head platform; pembangunan pipeline menuju Fasilitas Produksi (FPU) MDA-MBH; serta modifikasi fasilitas lapangan FPU MDA-MBH (install riser balcony and re-arrange/modification topside) sesuai spesifikasi pipeline MBF.
Sebagai imbal baliknya, Husky diminta untuk segera merealisasi kegiatannya. KKKS ini juga diminta unuk dapat mengimbangi gerak cepat yang dilakukan oleh SKK Migas pada saat memproses persetujuan POD tersebut. Seperti diketahui, permohonan persetujuan POD diajukan HCML pada 24 Juni 2021, dan persetujuan atas usulan diberikan SKK Migas pada 19 Juli 2021. Jangka waktu ini kurang dari sebulan atau tepatnya hanya 25 hari.
“Gerak cepat SKK Migas untuk membahas dan memberikan persetujuan POD lapangan MBF adalah salah satu upaya SKK Migas untuk meningkatkan cadangan migas nasional dan peningkatan capaian reserve replacement ratio (RRR). Kurang dari satu bulan sejak pengajuan dari HCML, persetujuan POD lapangan MBF sudah diberikan. Ini menunjukkan kerja nyata upaya SKK Migas untuk mempercepat proses pembahasan POD,” kata Julius yang juga menjabat sebagai Deputi Operasional SKK Migas.
Persetujuan POD lapangan MBF ini memberikan kenaikan capaian RRR di bulan Juli 2021. Sebelumnya, SKK Migas menyampaikan tambahan cadangan terbukti hulu migas dari Januari sampai Juni 2021 adalah 131,2 juta BOEPD, sehingga RRR menjadi 21,1 persen.
“Dengan persetujuan POD BMF, maka RRR naik menjadi 22 persen,” tegasnya.
Lapangan MBF diperkirakan akan onstream pada kuartal III tahun 2023. Laju produksi awal akan mencapai 10,05 juta kaki kubik (MMSCFD) dengan laju produksi puncak akan dicapai di tahun 2024 sebesar 24 MMSCFD. Lapangan ini diperkirakan dapat berproduksi selama 10 tahun dan menjadi salah satu lapangan untuk menutup kebutuhan Jawa Timur dan berkontribusi pada upaya peningkatan produksi gas nasional di tahun 2030 sebesar 12 BSCFD.