Jakarta, MinergyNews– Pada bulan September 2021 yang lalu, SKK Migas berhasil mencatatkan penerimaan negara sebesar US$9,53 miliar atau setara Rp131,6 triliun melalui industri hulu migas, Angka tersebut melebihi target yang ditetapkan sebesar US$7,28 miliar atau tumbuh 131 persen.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto seperti yang dikutip dari Antara, Selasa (19/10).
Dwi menuturkan, penerimaan ini didorong oleh harga minyak bumi dan efisiensi yang dilakukan instansinya bersama kontrak kerja sama (KKKS).
Selain itu, tambahnya, produksi minyak nasional hingga kuartal 3 tahun ini telah mencapai 662,4 ribu barel per hari (MBOPD) atau sebesar 93,9 persen dari target yang ditetapkan APBN. Kemudian, angka penyaluran minyak dan gas bumi keduanya hampir memenuhi target.
Angka penyaluran minyak sendiri telah mencapai 93,8 persen target yakni sebesar 661,1 barel per hari. Sementara, angka penyaluran gas bumi hampir mendekati sempurna, yakni 97,2 persen dari target atau sebesar 5,638 kubik per hari.
“Kalau sampai dengan outlook seluruhnya satu tahun, maka kita bisa dapatkan lebih besar dari itu,” kata Dwi.
Pertamina Sub Holding Upstream (SHU) tahun ini telah mencanangkan efisiensi dengan target US$310 juta atau sebesar 10 persen dalam program optimalisasi upstream.
Dari segi investasi, SKK Migas mencatatkan nilai sebesar US$7,9 miliar atau sudah memenuhi 64 target sebesar US$12,38 miliar.