Konawe, MinergyNews– Schneider Electric, perusahaan global spesialis dalam hal transformasi digital di bidang manajemen energi dan otomasi, hari ini turut terlibat dalam acara peresmian proyek MPP 8 PLTMG Kendari 50 MW. Peresmian tersebut dihadiri langsung oleh Syamsul Huda selaku Direktur Bisnis Regional Sulawesi PT PLN (Persero), Hening Kyat Pamungkas selaku GM PT PLN (Persero) UIP Sulbangsel, Ario Setiyawan selaku GM Operasi PT PP (Persero), Sholikul Hadi selaku PM PLTMG Nii Tanasa 50 MW PT PP (Persero), Faisal Taridala selaku Camat Lalonggasu Meeto dan Yuli Sartono selaku Sales Director EPC and O&G Schneider Electric Indonesia.
Dalam pelaksanaannya, mega proyek pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW membutuhkan beragam komponen, salah satu yang cukup penting adalah panel listrik yang berfungsi untuk membagi, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari sumber listrik ke konsumen. Di Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nii Tanasa 50 MW ini, Schneider Electric menghadirkan Electrical House (E-House) atau Power House yang merupakan solusi distribusi listrik terintegrasi dalam satu sub-station yang terdiri dari panel listrik Medium Voltage (MV) dan Low Voltage (LV), transformer, HVAC, UPS serta sistem pengelolaan dan kontrol bangunan.
Xavier Denoly selaku Country President Schneider Electric Indonesia mengungkapkan, “Sebagai perusahaan yang telah beroperasi selama lebih dari 40 tahun di Indonesia, kami selalu berusaha menyediakan solusi berkualitas untuk mendukung pertumbuhan sistem kelistrikan di Indonesia. Peresmian PLTMG Nii Tanasa 50 MW hari ini menjadi bukti nyata komitmen kami untuk terus mendukung pemerintah dalam mewujudkan program nasional pembangkit listrik 35.000 MW, khususnya untuk memperkuat sistem kelistrikan di kabupaten Konawe dan kota Kendari.”
E-House dari Schneider Electric dibuat, dirakit dan diuji sebelumnya di pabrik (pre-fabricated) dan dikirim sebagai solusi terintegrasi penuh untuk memenuhi berbagai kebutuhan di lapangan. Metode ini telah terbukti dapat mengurangi waktu konstruksi serta mengoptimalkan biaya transportasi dan pemasangan secara signifikan. Dari sisi sumber daya manusia pun jauh lebih efisien karena perakitannya dilakukan di satu tempat. “Berkat berbagai keunggulan tersebut, Schneider Electric dapat menyelesaikan seluruh proses pembuatan E-House, mulai dari pemesanan hingga pengantaran ke site hanya dalam waktu 4,5 bulan,” Xavier menambahkan.
Selain itu, E-House juga dilengkapi dengan EcoStruxure™ Grid yang merupakan bagian dari arsitektur dan platform EcoStruxure™ yang terbuka dan beroperasi dengan bantuan Internet of Things (IoT). EcoStruxure™ Grid dapat menyederhanakan kompleksitas operasional grid, mengoptimalkan pengelolaan aset serta memanfaatkan berbagai peluang baru yang diciptakan oleh digitalisasi di bidang utilitas.
Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nii Tanasa 50 MW merupakan pembangkit listrik berbahan bakar gas alam yang efisien dan ramah lingkungan karena emisi gas hasil pembakaran yang tidak menimbulkan polusi udara. Kehadiran PLTMG yang rampung hanya dalam waktu kurang dari 9 bulan ini menjadi sangat strategis karena diharapkan dapat memenuhi lebih dari separuh kebutuhan listrik di sekitar kabupaten Konawe dan kota Kendari yang mencapai 80 MW.
“Acara peresmian PLTMG Nii Tanasa 50 MW hari ini merupakan suatu kebanggan tersendiri bagi Schneider Electric karena kami dapat berpartisipasi langsung dalam proyek nasional pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW. Hingga saat ini Schneider Electric tengah terlibat di 25 proyek pembangkit listrik di berbagai wilayah Indonesia dan ke depannya kami berharap dapat terus berkontribusi nyata dalam memberikan akses listrik ke lebih banyak masyarakat di Indonesia,” tutup Xavier.