Jakarta, MinergyNews– Indonesia memerlukan investasi US$70-80 miliar dolar untuk pembangunan infrastruktur gas secara menyeluruh untuk mencukupi kebutuhan energi domestik yang terus tumbuh sekitar 4 – 5% per tahun.
Chairman Indonesia Gas Society yang juga menjabat sebagai Plt. Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Yenni Andayani mengatakan meningkatnya kebutuhan energi domestik ini disebabkan oleh pertumbuhan populasi kelas menengah dan meningkatnya gross domestic product (GDP).
“Angka pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan konsumsi energi secara global,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta.
Menurut Yenni, sekitar 15% kebutuhan energi tersebut dipasok dengan gas, sedangkan sisanya dipasok dengan bumi, batubara dan lainnya. Indonesia merupakan negara yang diberkahi dengan sumber gas yang cukup berlimpah.
“Sejak tahun 1970an, Pertamina telah menjadi salah satu exporter LNG di dunia dan terlibat dalam pembangunan infrastruktur LNG yang berkelas dunia seperti fasilitas LNG di Arun, Bontang, dan Donggi Senoro,” tuturnya.
Disamping itu, tambahnya, Pertamina juga telah memiliki jaringan pipa gas transmisi dan distribusi, serta lapangan-lapangan gas besar antara lain Mahakam dan Corridor. (us)