RI Bidik Peluang Investasi Migas di Timur Tengah

Jakarta, MinergyNews– Berbagai terobosan tengah dilakukan oleh Pemerintah guna meningkatkan investasi subsektor minyak dan gas bumi (migas). Salah satunya membidik kerja sama dengan sejumlah negara terutama di kawasan Timur Tengah yaitu Irak dan Azerbaijan.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Djoko Siswanto saat konferensi pers terkait paparan 4 tahun kinerja subsektor migas di Gedung Kementerian ESDM Jakarta.

“Nanti masih banyak kerja sama lain yang menyusul akan dilakukan,” ujar Djoko.

Lebih rinci, Direktur Pembinaan Program Migas, Soerjaningsih mengemukakan rencana memperlebar peluang investasi hulu migas ke kawasan Timur Tengah.

“Yang akan kita laksanakan tahun ini adalah meningkatkan kerja sama dengan Irak dan Azerbaijan. Dengan Azerbaijan, kita ditawari eksplorasi lapangan migas di sana dan juga impor minyak mentah,” ujar Soerjaningsih.

Selain Azerbaijan, Irak juga menjadi sasaran utama kerja sama dalam pengembangan industri petrokimia, pembangunan kilang dan eksplorasi lapangan migas di negara tersebut melalui PT. Pertamina (Persero).

“Pertamina berminat untuk proyek Tuba Oil Field di Irak, tapi ini masih dibahas, sedang berjalan,” tambah Soerjaningsih.

Kendati demikian, kemitraan kedua negara sifatnya masih penjajakan atau negosiasi. Hal ini nanti akan dibahas lebih lanjut dalam pertemuan bilateral antar kedua negara.

Investasi sektor migas di luar negeri bukan hal baru bagi Pemerintah Indonesia. Pasalnya, sepanjang 2018 ada (empat) empat kerja sama pokok di sektor migas yang berhasil disepakati oleh kedua belah pihak, antara lain:

a) RI-Rusia: Dengan Rosneft, membangun kilang GRR Tuban dengan nilai investasi USD 15-16 miliar.

b) RI-Arab Saudi: Dengan Saudi Aramco, mengerjakan proyek RDMP kilang Cilacap dengan nilai investasi USD 5,4 – 6 miliar.

c) RI-Azerbaijan: Pertamina dengan SOCAR dalam hal impor minyak mentah dan ekslporasi lapangan migas. Nilai investasinya akan diketahui setelah penandatangan nota kesepahaman.

d) RI-Bangladesh dan RI-Pakistan: pasokan LNG dengan nilai penerimaan sebesar USD14,3 miliar.

Di satu sisi, kerja sama dengan berbagai negara ini diharapkan mampu menjaga tren investasi sektor ESDM. Sebagai catatan, realisasi investasi di sektor ESDM tahun 2018 mencapai angka USD 32,2 miliar atau setara Rp 462,83 triliun.

Dari jumlah tersebut, sebesar USD 12,5 miliar merupakan realisasi dari subsektor migas.

Perolehan ini mengalami peningkatan dibandingkan pencapaian 2017 dimana sektor migas baik hulu dan hilir hanya mengangongi investasi senilai USD 11 miliar.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *