Jakarta, MinergyNews– Salah satu wilayah kerja (WK) migas produksi yang dilelang Pemerintah pada tahap II tahun 2018 ini adalah WK Selat Panjang yang terletak di daratan Riau. WK yang berhenti produksi karena KKKS pengelolanya dinyatakan pailit oleh pengadilan, memiliki cadangan migas yang cukup menjanjikan. Apabila dilakukan pengeboran kembali, Pemerintah memperkirakan produksi minyaknya dapat mencapai 4.000 barel per hari.
Produksi WK Selat Panjang terakhir tercatat 21 Februari 2018 yaitu sebesar 1 barel per hari. Apabila dilakukan pengeboran kembali pada 82 sumur yang telah ada, produksi Selat Panjang diperkirakan dapat kembali mencapai puncak produksinya yaitu di atas 4.000 barel per hari. Produksi gas juga diperkirakan dapat mencapai 20 MMSCFD.
“Bisa mencapai produksi di atas 4.000 barel per hari, kalau dibuka lagi, dibor lagi (sumurnya),” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Djoko Siswanto, Senin (13/8).
Total area WK Selat Panjang seluas 1,316.6 km2. Cadangan minyak terbukti (P1) sekitar 4,3 juta barel, cadangan potensial (P2) 2,61 juta barel dan cadangan mungkin (P3) sekitar 4,6 juta barel. Sedangkan untuk cadangan gas terbukti (P1) sekitar 47,8 BSCF, cadangan potensial (P2) sebesar 62 BSCF dan cadangan mungkin (P3) sekitar 68,7 BSCF.
Dalam lelang WK ini, Pemerintah meminta bonus tanda tangan US$ 5.000.000. Estimasi komitmen kerja pasti 5 tahun sebesar US$ 70.000.000, terdiri dari studi G&G, 6 sumur, seismik 2D 200 km, seismik 3D 200 km2.