Jakarta, MinergyNews– PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) mengumumkan laba bersih sebesar US$ 164,3 juta pada periode yang berakhir 30 September 2017. Kinerja tersebut ditopang oleh kenaikan volume produksi minyak dan gas bumi (migas) sebesar 38,3 persen.
“Kami terus menunjukkan penguatan hasil kinerja operasi, yang dipadukan dengan keberhasilan upaya efisiensi biaya, dapat memungkinkan kami untuk merealisasikan keuntungan secara penuh dari harga komoditas yang membaik,” ujar CEO MedcoEnergi, Roberto Lorato, dalam siaran pers yang diterima Petrominer, Minggu (7/1).
Lorato menjelaskan, MedcoEnergi mencatat produksi migas dan Gas sebesar 88,3 ribu barrel oil equivalent per day (BOEPD). Kinerja ini 38,3 persen lebih tinggi dibandingkan produksi pada periode sembilan bulan pertama tahun lalu.
“Kenaikan produksi ini didorong oleh performa yang baik dari South Natuna Sea Block B setelah diakuisisinya asset ini pada kuartal 4-2016 serta berlanjutnya penjualan gas yang cukup tinggi dari aset di Senoro,” paparnya.
Di bidang operasional lainnya, MedcoEnergi juga melaporkan bahwa pengembangan lapangan migas di Blok A, Aceh, berjalan baik dengan konstruksi keseluruhan mencapai 66,7 persen pada November 2017. Ini direalisasikan dengan Central Processing Plant (CPP) yang hampir 90 persen selesai.
MedcoEnergi baru-baru ini juga meningkatkan kepemilikan efektifnya di perusahaan afiliasi Medco Power Indonesia (MPI), dari 49,0 persen menjadi 88,6 persen. MPI adalah IPP (independent power producer) yang saat ini mengoperasikan pembangkit listrik dengan kapasitas lebih dari 526 megawatt (MW). Peningkatan kapasitas ini seiring dengan mulai operasi komersial Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Sarulla Unit 1 bulan Maret 2017 dan Unit 2 pada bulan Oktober 2017.
“Posisi keuangan MPI akan dikonsolidasikan mulai periode kuartal 4-2017 ke depan,” jelas Lorato.
Sementara itu, afiliasi pertambangan MedcoEnergi, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), juga terus mencatatkan kemajuan yang baik di pengembangan pabrik peleburannya (smelter), dengan menyelesaikan studi kelayakan dan semakin mendekati penyelesaian rencana re-financing.
Dari kinerja operasional tersebut, total pendapatan MedcoEnergi mencapai US$ 597,5 juta, atau meningkat 52,6 persen dibandingkan tahun lalu. Kenaikan ini ditopang oleh produksi yang lebih tinggi dan kenaikan harga komoditas.
Rata-rata harga realisasi menjadi sebesar US$ 49,5 per barel (naik 25,2 persen dari tahun lalu) untuk minyak dan US$ 5,5 per MMBTU (naik 31,9 persen dari tahun lalu) untuk gas.
MedcoEnergi mencatat laba bruto sebesar US$ 300,2, juta dengan marjin laba bruto sebesar 50,2 persen. Perusahaan nasional ini terus menitikberatkan cash costs sebagai fokus, di mana unit cash costs yang tercatat selama sembilan bulan pertama 2017 sebesar US$ 8,1 per barrel oil equivalent (BOE). Ini sesuai dengan komitmen perusahaan untuk di bawah US$ 10 per BOE sampai dengan tahun 2020 mendatang.
EBITDA meningkat sebesar 72,6 persen dibandingkan tahun lalu menjadi US$ 310,9 juta, dengan perbaikan pada marjin EBITDA menjadi 52,0 persen dibandingkan 46,0 persen pada periode yang sama tahun 2016.
“Perseroan membukukan laba bersih sebesar US$ 164,3 juta, dibandingkan rugi bersih US$ 149,6 juta tahun lalu. Sementara Net debt to EBITDA yang dianualisasi menjadi sebesar 4,1x (tidak termasuk kas yang dibatasi penggunaannya sebesar US$ 85 juta), di bawah 6,3x pada tahun 2016 dan terendah sejak tahun 2014,” jelas Lorato.
Sementara itu, Presiden Direktur MedcoEnergi, Hilmi Panigoro, menyampaikan rasa senangnya dengan kinerja keuangan perusahaan selama sembilan bulan pertama 2017.
“Saya senang dengan hasil keuangan sembilan bulan ini, karena kami terus memberikan apa yang kami janjikan kepada para investor. Dengan suksesnya penyelesaian rights issue, kami dapat memperkuat struktur permodalan kami ke depan dan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham,” ujar Hilmi.