Jakarta, MinergyNews– Pemerintah memperkirakan, produksi gas pada tahun 2025 bisa mencapai 60% dari total produksi migas nasional. Pasalnya, lima proyek besar hulu migas yang saat ini masuk proyek strategis nasional semua nya merupakan proyek gas.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Wisnu Prabawa Taher menyatakan bahwa produksi gas mencapai 60% di tahun 2025 karena ditopang oleh lima proyek strategis nasional.
“Dari lapangan Jangkrik baru on stream Mei 2017, Lapangan Jambaran Tiung Biru, Blok Tangguh train 3, Blok Masela, dan Blok Indonesi Deepwateer Development (IDD),” ujarnya kepada wartawan di Jakarta.
Asal tahu saja, produksi gas Lapangan Jangkrik diargetkan mencapai 450 mmscfd – 600 mmscfd. Blok IDD Lapangan Gehem 420 mmscfd, Lapangan Gendalo 700 mmscfd. Blok Masela antara 9,5 MTPA – 7,5 MTPA. Dan, Lapangan Jambaran Tiung Biru sesuai dengan PoD mencapai 227 mmscfd sedangkan produksi puncak mencapai 315 mmscfd.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ego Syahrial menyatakan produksi gas saat ini hingga 15 Agustus 2017 sebesar 7.577 mmscfd.
“Sebagian besar dari produksi tersebut berasal dari empat KKKS besar,” terangnya kepada KONTAN, Senin (21/8).
Adapun empat KKKS besar itu, kata Ego, adalah Total E&P Indonesie dengan produksi 1.464 mmscfd, BP berau dengan produksi gas 1.150 mmscfd, PT Pertamina (Persero) mencapai 996 mmscfd. Dan ConocoPhilips di Grissik mencapai 962 mmscfd.
Sumber : Kontan