Jakarta, MinergyNews– Posko Nasional sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 yang dibentuk sejak 18 Desember 2017 telah resmi mengakhiri masa tugasnya. Anggota Komite BPH Migas, M. Ibnu Fajar dalam keterangan pers yang disampaikan sore ini, Senin (8/1) mengatakan bahwa Posko yang dipimpin oleh Kepala BPH Migas ini dibentuk untuk mengamankan Hari Raya Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 di sektor ESDM.
Dalam kesempatan tersebut Ibnu mengungkapkan bahwa secara umum pelaksanaan posko ESDM telah berlangsung dengan baik. “Sampai dengan hari terakhir Posko Nasional ESDM, tidak adanya kendala berarti pada Sektor ESDM yang dirasakan masyarakat,” ujar Ibnu.
Kementerian ESDM bersama BPH Migas, PT Pertamina (Persero), dan PT. AKR Corporindo juga telah melakukan monitoring lapangan di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM), beberapa penyalur SPBU, Pelabuhan Penyeberangan (ASDP), jalur tol rawan macet dan jalur reguler yang berpotensi terjadi kekurangan pasokan BBM hingga monitoring lapangan di wilayah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal). Tujuannya adalah untuk memastikan kondisi pasokan ketersediaan dan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) lancar dan aman terkendali.
Pemantauan Lapangan dilakukan di 25 wilayah/lokasi/titik yang tersebar di Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTT, Sulawesi Utara, Maluku, Papua, dan Papua Barat serta 19 wilayah 3T yang berada di Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.
“Ini lebih difokuskan kepada wilayah-wilayah yang masyarakatnya memang merayakan Hari Natal, serta pusat-pusat keramaian serta wisata,” ungkap Ibnu.
Hasil pantauan selama kegiatan posko berlangsung, pasokan BBM berjalan normal. Beberapa langkah antisipasi pada titik-titik kemacetan juga telah dilakukan dengan menyediakan pelayanan 24 jam di lembaga penyalur di wilayah rawan kemacetan. Pelayanan tersebut termasuk pembuatan 39 SPBU Kantong BBM, pengoperasionalan mobil dispenser sejumlah 9 buah yang ditempatkan di rest area dan wilayah lainnya, penyediaan sejumlah 15 kiosk Pertamax dalam kemasan, Penyiapan Pertamax Motor sebanyak 17 Unit, serta selalu berkoordinasi dengan pihak dan instansi terkait.
Hingga 7 Januari 2018, cadangan operasional BBM secara nasional untuk jenis bensin 25,8 hari; solar 24,5 hari; kerosene 53,5 hari dan Avtur 27,6 hari. Sedangkan untuk cadangan harian LPG berada pada angka 17,2 hari.
Selama masa berjalannya posko hingga laporan tanggal 7 Januari 2018, tercatat terjadi peningkatan volume BBM tertinggi pada Pertamax yang bertambah sebanyak 20,34% disusul oleh Premium 12,5%. Distribusi Avtur juga tercatat meningkat meski tidak terlalu besar yaitu 0,83%.
Sedangkan BBM jenis lain jumlah distribusinya malah menurun. Solar berkurang sebanyak 25,27%, Pertamina Dex turun sebanyak 12,73%, Dexlite turun 34,42%, Pertalite turun 0,09%. Pendistribusian kerosene juga menurun cukup banyak yaitu 29,15%.
Namun jika dibandingkan dengan masa Natal 2016, pendistribusian BBM Premium dan Solar mengalami penurunan (Premium turun 27,01%; Solar turun 7,64%), sedangkan BBM Pertalite, Pertamax, dan Pertamax Turbo mengalami peningkatan (Pertalite meningkat 45,67%; Pertamax meningkat 14,5%; Pertamax Turbo meningkat 52,22%).
Selain itu, LPG juga tercatat mengalami kenaikan permintaan sebesar 236 Metrik Ton (MT) per hari atau naik 1,01% dibandingkan hari normal. Permintaan tertinggi produk LPG terjadi pada tanggal 28 Desember 2017 yaitu sebesar 25.226 MT dengan peningkatan sebesar 9% dari rata-rata normal 23.160 MT. Sedangkan kendala yang terjadi adalah kelangkaan LPG 3KG di beberapa wilayah Kab. Padang Lawas, Sumatera Barat dan Kab. Ogan Ilir, Sumatera Selatan (27 Desember 2017), Kota Pekanbaru, Riau (29 Desember 2017), Kab. Temanggung (3 Januari 2018). Untuk menanggulangi hal tersebut telah dilakukan operasi pasar tabung LPG 3KG pada tanggal 18, 19, 20, 21, 26, dan 27 Desember 2017 di beberapa wilayah yaitu Provinsi Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah dengan alokasi tabung 28.250 dan tabung yang terserap sebanyak 22.486.
Tidak hanya BBM dan LPG, sistem kelistrikan Nasional selama posko berlangsung juga aman terkendali. Beban puncak nasional selama periode masa posko Hari Raya Natal Tahun 2017 dan Tahun Baru 2018 berada di bawah Daya Mampu Nasional. Beban puncak nasional tertinggi terjadi pada tanggal 5 Januari 2018 sebesar 33.269 MW dan beban puncak nasional terendah terjadi pada tanggal 1 Januari 2018 sebesar 21.326 MW.
Posko juga memberikan himbauan dan rekomendasi yang dapat dilakukan masyarakat dalam mitigasi bencana. Selama posko berlangsung, dilakukan monitoring secara berkesinambungan terhadap Gunung Sinabung di Sumatera Utara dan Gunung Agung di Bali dengan Tingkat kegiatan level IV (Awas). Selain kedua gunung tersebut, 18 Gunung Api lainnya juga mendapatkan perhatian dan pemantauan karena berstatus Waspada, yaitu G. Ili Lewotolok, G. Banda Api, G. Dempo, G. Bromo, G. Rinjani, G. Lokon, G. Soputan, G. Karangetang, G. Gamalama, G. Sangeangapi, G. Rokatenda, G. Ibu, G. Gamkonora, G. Semeru, G. Anak Krakatau, G. Marapi, G. Dukono, dan G. Kerinci.
Dari keseluruhan data yang dilaporkan, Ibnu mengungkapkan bahwa BPH Migas selaku Koordinator Posko ESDM Nasional juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan posko hingga selesainya masa tugas. “Bersama ini saya beritahukan bahwa pada tugas kami hari ini 8 Januari 2018 adalah hari terakhir. Terima kasih kepada tim Ditjen Migas, Pertamina, AKR, PLN, Badan Geologi, PGN, dan semua unsur yang terlibat dalam berjalannya posko Natal Tahun Baru 2017/2018,” tutup Ibnu.