Jakarta, MinergyNews– Pemerintah terus mendorong pemanfaatan energi bersih dalam penyediaan pasokan tenaga listrik. Hal itu sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk merealisasikan peningkatan bauran sumber energi baru terbarukan (EBT) bagi pembangkit tenaga listrik sekaligus mendukung target pengurangan emisi gas rumah kaca.
“Komitmen memberikan pasokan energi bersih untuk masyarakat terus diupayakan Pemerintah, selain menghasilkan pasokan baru berbasis energi terbarukan, Pemerintah juga berupaya agar pembangkit listrik yang ada jadi lebih ramah lingkungan,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Publik, Agung Pribadi di Jakarta, Jumat (28/2).
Komitmen itu dibuktikan dengan bertambahnya operasional pembangkit listrik yang efisien dan ramah lingkungan milik PT PLN (Persero). Salah satu yang terbaru adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 2 kapasitas 800 Megawatt (MW) yang berlokasi di area seluas 5,2 Hektar milik PT Indonesia Power UPJP Priok, Jakarta Utara.
Direktur Bisnis PT PLN (Persero) Regional Jawa Madura Bali, Haryanto WS mengatakan, PLTGU Jawa 2 didesain sebagai pembangkit yang efisien dan ramah lingkungan, karena didukung dengan sistem pembakaran Dry Low Nitrogen Oksida (NOx) Type Combuster. “Sehingga pada saat beroperasi menghasilkan emisi gas buang pembangkit NOx yang ramah lingkungan,” kata Haryanto dalam keterangan rilisnya.
Ia menjelaskan, kapasitas daya 800 MW yang diproduksi PLTGU berasal dari sistem Gas Turbine 2×300 MW dan Steam Turbine (Combined Cycle) 1×200 MW. Gas buang dari Turbin Gas akan digunakan untuk menghasilkan uap untuk Steam Turbine melalui unit HRSG (Heat Recovery Unit Steam Generator), lewat metode ini PLTGU menghasilkan emisi yang jauh lebih rendah dan jadi lebih ramah lingkungan.
Sebagai salah satu pembangkit berbahan bakar gas, PLTGU Jawa 2 merupakan pembangkit dengan tipe load follower ataupun peaker, yang lebih berfungsi menjaga keandalan listrik karena dapat membangkitkan listrik dalam waktu yang cepat.
“Jadi ketika terjadi peningkatan kebutuhan secara tiba-tiba, ataupun ada gangguan pada satu pembangkit di sistem Jawa Bali, pembangkit ini yang akan segera memenuhi kebutuhan listrik pada sistem,” jelas Haryanto.
Daya yang dihasilkan oleh PLTGU Jawa 2 disalurkan melalui Gas Insulated Substation Tegangan Ekstra Tinggi (GISTET) 500 kV Priok, selanjutnya dari IBT 500 kV/150 kV akan disalurkan ke sistem jaringan 150 kV ke arah GIS 150 kV Priok Timur Baru dan GIS 150 kV Priok Barat.
Proyek pembangunan PLTGU Jawa 2 dimulai sejak November 2016 dan memiliki nilai investasi sebesar Rp 6,3 Triliun. Selain itu, pembangunan proyek ini juga berhasil menyerap tenaga kerja mencapai 2.141 orang yang terdiri dari 2.090 orang tenaga kerja lokal.
“Proyek ini merupakan perwujudan nyata program pemerintah dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 35 ribu MW. Energi listrik tersebut ditujukan untuk melayani kebutuhan masyarakat dan mendorong tumbuhnya ekonomi,” terang Haryanto.
Selain itu, kehadiran PLTGU Jawa 2 juga turut berperan serta dalam memperbaiki perekonomian, lingkungan, dan kehidupan sosial di daerah sekitar pembangkitan. Program unggulan berkelanjutan yang dijalankan antara lain Rumah Kreatif dan Inovatif bagi mantan pencandu narkoba, PAUD Inklusif bagi anak-anak berkebutuhan khusus, serta Taman Hatinya dan Kampung Sehat Hijaunesia Power yang merupakan program pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis lingkungan.