Opini Oleh :
Ferdinand Hutahaean
Direktur Eksekutif Energi Watch Indonesia (EWI)
Duhai PLN, tega benar dikau saat ini kepada rakyat. Rakyat sedang terhimpit ekonominya oleh pandemi Covid-19 dikau tambah pula dengan naiknya secara serampangan tagihan listrik konsumen. Ada apa denganmu duhai PLN? Apakah dikau sedang kolusi dengan Covid-19 untuk menyakiti rakyat? Bukankah pak Presiden Jokowi selalu bercita-cita membuat ekonomi meroket dan bukan tagihan listrik yang meroket?
Kejam…, kejam dan tega dikau duhai PLN..!!
Lebih dari sebulan terakhir begitu banyak konsumen PLN alias warga negara Republik Indonesia yang menjerit karena dikagetkan beban tiba-tiba kenaikan pembayaran listrik meski Tarif Dasar Listrik tidak sedang naik. Rakyat protes, rakyat teriak, wajar, karena ini bagai pukulan telak ditengah lemahnya rakyat akibat tekanan ekonomi yang tentu semua merasakan saat ini. PLN memukul orang lemah, ini jahat..!
Sementara itu PLN dengan management gemuknya tak mampu memberikan solusi konkret atas beban tambahan yang semakin memberatkan beban yang dipikul masyarakat. Selain retorika kata-kata yang menjelaskan bahwa kenaikan ini akibat perhitungan daya yang dipakai oleh konsumen sejak kebijakan Work From Home. Pertanyaannya, seberapa besar kenaikan yang terjadi? 30%? 50%? 80%? 100%? Atau bahkan 200%? Apa dasar perhitungannya? PLN tak bisa memberikan jawaban akurat kecuali hanya jawaban penuh retorika. Masa BUMN sebesar PLN menebak-nebak penggunaan daya oleh konsumen? Boleh begitu? Tidak malu? Tidak sepatutnya dan tidak selayaknya di era digitalisasi dan era teknologi canggih ini, PLN tidak lebih maju dari emak-emak pedagang sayur dipasar yang hanya butuh kertas bekas dan pulpen untuk menulis total belanja dan penjualan. Hmmmm…!! Menyedihkan dan sekaligus memalukan..!
Saya tidak habis pikir mengapa PLN dengan para jajaran Direksi dan Komisarisnya tak mampu menciptakan sebuah sistem yang cerdas untuk merekam penggunaan daya oleh konsumennya. Padahal sistem seperti itu tentu bukan sesuatu yang sulit untuk diterapkan. Sistem digitalisasi atau menggunakan kebijakan KWH Dua arah tentu bisa jadi pilihan. Kebijakan ini bahkan pernah muncul di PLN meski kemudian hilang ditelan kerjasama-kerjasama entah berantah. Masalah tidak selesai, solusi tidak ada tapi jajaran management PLN tampak sehat sejahtera dengan senyum merekah setiap harinya. Tentu pemandangan itu membuat kening saya berkerut..!! Kelakuan..!!
Kelakuan itu membuat pikiran saya menduga-duga jauh. Jangan-jangan, management PLN sudah tau sejak awal masalah ini akan terjadi, rakyat konsumen akan teriak, maka PLN sudah siap untuk dimarahi, diomeli, dikritik bahkan dimaki oleh rakyat. Ironisnya, tetap tersenyum karena sudah tau sejak awal akan seperti ini, tapi kenaikan pembayaran harus tetap dilakukan untuk mengisi pundi-pundi kas PLN. Rakyat yang menjeritpun akan menonton bonus akhir tahun dan tanda terimakasih mengalir deras bagi para management. Semoga saya salah, bahwa dugaan saya ini tidak benar.
Kembali ke judul, PLN tega benar dikau menambah beban rakyat diatas ketidak mampuanmu bekerja..!! Kami menunggu masalah ini diselesaikan dengan kinerja bukan dengan retorika kata-kata..!!