PLN Klaim Hingga 2026 RI Butuh Tambahan Listrik 75.900 MW

Jakarta, MinergyNews–  PT PLN (Persero) mengungkapkan, dalam 10 tahun ke depan Indonesia membutuhkan tambahan pembangkit listrik hingga 75.900 megawatt (MW).

Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Direktur Perencanaan PLN, Nicke Widyawati di Jakarta.

Nicke menjelaskan, ini akan dicantumkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017-2026.

“Total yang akan dibangun selama 10 tahun ke depan 75.900 MW,” ujarnya.

Nicke memperkirakan, konsumsi listrik akan tumbuh sebesar 8,3% per tahun sampai 2026, maka diperlukan pembangkit listrik baru hingga 75.900 MW. Asumsi kenaikan kebutuhan listrik ini lebih rendah dibanding proyeksi dalam RUPTL yang belum direvisi, yaitu 8,6% per tahun.

“Asumsi pertumbuhan konsumsi listrik diturunkan, karena realisasi pertumbuhan ekonomi dalam 2 tahun terakhir ternyata lebih rendah dari perkiraan,” tuturnya.

Selain itu, tambahnya, PLN juga akan memasukkan banyak pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang dan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) mulut sumur dalam revisi RUPTL.

Nicke mengatakan, PLTU mulut tambang dan PLTG mulut sumur ini dibuat untuk meningkatkan efisiensi, menurunkan biaya pokok produksi (BPP) listrik. “Untuk meningkatkan BPP, kami meningkatkan PLTU mulut tambang dan PLTG sumur gas,” ujarnya.

Sementara itu, lanjutnya, RUPTL baru juga mencantumkan rencana pembangunan pembangkit-pembangkit hybrid serta Mobile Power Plan (MPP) di Indonesia Timur.

“Kami terus berupaya meningkatkan rasio elektrifikasi di Indonesia Timur menggunakan Mobile Power Plan, juga pembangkit hybrid secara on atau off grid dengan energi terbarukan sesuai potensi daerah setempat,” pungkasnya.  (us)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *