PLN Diminta Percepat Pembangunan Pembangkit EBT

Jakarta, MinergyNews–  Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan meminta kepada PT PLN (Persero) agar lebih mempercepat proses pembangunan pembangkit listrik, khususnya pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT).

“Saya sangat mengapresiasi tarifnya makin lama makin kompetitif dan saya juga berharap bahwa makin lama prosesnya dapat dipercepat,” tegas Jonan.

Untuk mewujudkannya, tambah Jonan, Kementerian ESDM merevisi beberapa regulasi terkait pembangkit listrik EBT yaitu Permen ESDM Nomor 49 tahun 2017 (penyempurnan atas Permen ESDM 10/2017 tentang Pokok-Pokok Dalam Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik) dan Permen ESDM Nomor 50 tahun 2017 (pengganti Permen ESDM 12/2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik).

Hal ini pun dibenarkan oleh Direktur Utama PT PLN (Persero), Sofyan Basir, kebijakan yang baru ini mendorong pengusaha untuk berinvestasi. “Tahun ini kontrak pembangkit EBT meningkat sekali dibanding tahun lalu. Hampir 70 perusahaan yang menandatangani, karena sebelumnya masih ada dispute tentang harga. Sehingga perlu ada pemahaman pada pengembang bahwa harga ini merupakan harga sampai ke masyarakat, hal ini didukung oleh kebijakan Bapak Menteri yang mendukung iklim usaha yang baik,” ujar Sofyan.

PT PLN (Persero) hari Jumat, menandatanganan 11 PJBL atau PPA pembangkit dari EBT dengan pengembang pembangkit tenaga listrik swasta (Independent Power Producer/IPP), dengan total kapasitas 291,4 Mega Watt (MW).

Penandatangan PPA ini merupakan lanjutan penandatangan PPA pembangkit EBT yang dilakukan pada 2 Agustus 2017 dengan kapasitas 257,17 MW, sehingga total pembangkit tenaga listrik dari energi terbarukan yang telah menandatangani PPA adalah sebesar 548,57 MW (di luar kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi).

Hingga akhir tahun 2017, kapasitas pembangkit EBT, termasuk pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), diperkirakan mencapai 1.300 MW.

“Kapasitas pembangkit EBT, termasuk panas bumi sampai akhir 2017 mencapai 1.300 MW. Untuk 11 kontrak yang baru saja ditandatangani, total investasi mencapai Rp 8 triliun,” tukas Sofyan.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *