Jakarta, MinergyNews– PT Pertamina (Persero) menyatakan siap mengelola wilayah kerja (WK) minyak dan gas bumi (migas) yang habis masa kontrak kerjasamanya atau terminasi tahun 2019. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memutuskan untuk menugaskan Pertamina untuk mengelola dua dari empat WK migas yang terminasi tahun depan.
Plt. Direktur Utama Pertama, Nicke Widyawati, menyatakan, Pertamina sebagai BUMN siap menjalankan keputusan Pemerintah terkait penetapan pengelolaan dua WK migas tersebut. Pertamina juga siap melakukan kerjasama dengan operator lain termasuk melibatkan Pemerintah Daerah.
“Ini merupakan keputusan pemerintah dan kami menerima amanat tersebut, bagaimanapun juga penyerahan WK migas terminasi kepada Pertamina sudah melewati pertimbangan yang matang dari pemerintah, dan tentunya untuk kepentingan negara,”jelas Nicke.
Seperti diketahui, tahun 2019, ada empat WK migas yang akan habis kontrak kerjasamanya atau terminasi. Kempat WK migas tersebut adalah WK Jambi Merang, WK Raja/Pendopo, WK Seram-Non Bula, dan WK Bula.
Kementerian ESDM telah memutuskan untuk memberikan dua WK migas tersebut penuh kepada Pertamina (100 persen) melalui perusahaan afiliasinya, yaitu WK Jambi Merang yang merupakan paling potensial dan WK Raja/Pendopo. Sedangkan dua WK lainnya yaitu Seram Non Bula dan WK Bula ditetapkan untuk dikelola Kontraktor Eksisting, dimana Pertamina juga tidak mengajukan permohonan pengelolaan terhadap 2 WK tersebut.
Wilayah Kerja Pendopo dan Raja yang akan berakhir kontraknya pada 5 Juli 2019, saat ini dikelola oleh Joint Operation Body (JOB) Pertamina dengan Golden Spike Energy Indonesia dengan kepemilikan masing-masing 50 persen di luar Participating Interest (PI) daerah. Kemudian, Jambi Merang yang kontraknya akan habis pada 9 Februari 2019, dikelola oleh Talisman dan PI dimiliki oleh Pertamina dan Pacific Oil and Gas.
Lebih lanjut, Nicke juga menjelaskan bahwa sebelumnya Pertamina telah menerima penugasan dari pemerintah untuk mengelola 100 persen PI dari delapan blok migas terminasi pada 20 April lalu. Kedelapan blok migas tersebut adalah North Sumatera Offshore (NSO), Ogan Komering, Southeast Sumatera, Tuban, East Kalimantan, Attaka, Tengah dan Sanga-sanga.
“Diperkirakan delapan lapangan tersebut masih berproduksi sekitar 100 ribu boepd, terdiri dari 50 ribu boepd minyak dan 515 mmscfd gas,” paparnya.
Ke-8 WK Migas tersebut akan dikelola menggunakan mekanisme gross split, di mana investasi selama 3 tahun sebesar US$ 556,450 juta dan Pertamina akan membayar signature bonus sebesar US$ 33,5 juta.