Jakarta, MinergyNews– Pertamina NRE dan Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) menandatangani Head of Agreement (HoA) mengenai penyediaan tenaga listrik, uap, serta air di proyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban pada Senin (18/4).
Head of Agreement ditandatangani oleh Presiden Direktur PRPP Reizaldi Gustino dan CEO Pertamina NRE Dannif Danusaputro yang dalam acara seremonial diwakili oleh Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Fadli Rahman. Bagi Pertamina NRE penandatanganan ini merupakan bagian dari komitmen yang terus dilakukan untuk memimpin transisi energi Pertamina. Seremoni penandatanganan tersebut turut disaksikan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan Direktur Logistik & Infrastruktur Pertamina Mulyono.
Dalam kerja sama strategis ini, Pertamina akan memenuhi kebutuhan tenaga listrik, uap, dan air GRR Tuban melalui pengembangan cogeneration and desalination plant. Pembangkit listriknya berbasis LNG yang didesain dengan kapasitas 570 MW dan uap dengan kapasitas 84 hingga 1.156 ton per jam tergantung pada tekanan. LNG akan dipasok dari Pertamina Gas Negara (PGN). Proyek ini ditargetkan dapat beroperasi pada tahun 2026. Pertamina NRE akan menggandeng mitra strategis dalam proyek ini.
Pembangkit listrik yang menggunakan tenaga LNG memiliki kelebihan, yaitu emisi karbon yang lebih rendah. Pemanfaatan LNG sangat tepat dalam menjawab kebutuhan di masa transisi energi di mana pengembangan energi terbarukan belum bisa sepenuhnya memenuhi kebutuhan energi nasional. Hal ini sejalan dengan semangat Pertamina untuk melakukan transisi energi yang stabil dan berkelanjutan.
“Sebagai pemegang mandat transisi energi, Pertamina NRE fokus untuk melakukan transisi bisnis Pertamina, dan memastikan transisi energi berjalan baik. Sebagai induk usaha, Pertamina akan selalu mengawal dan mendukung, karena ini bisnis masa depan dan tanggung jawab kita bersama,” tutur Nicke dalam sambutannya.
Gas to power adalah salah satu portofolio energi bersih Pertamina NRE. Pengalaman proyek gas to power Pertmaina NRE salah satunya adalah PLTGU Jawa-1 di Cilamaya, Jawa Barat, yang merupakan PLTGU terintegrasi terbesar di Asia tenggara dengan kapasitas 1.760 MW. Proyek ini ditargetkan beroperasi tahun ini. Pertamina NRE berkomitmen dan fokus memimpin transisi energi melalui penyediaan energi bersih di internal Pertamina. Tahun ini Pertamina NRE menargetkan kapasitas terpasang mencapai di atas 100 MW.
“Proyek GRR Tuban adalah salah satu proyek strategis nasional untuk mewujudkan kemandirian energi. Pertamina NRE merasa bangga dapat berkontribusi menyediakan pasokan untuk kebutuhan energi listrik, uap, serta dalam proyek ini. Dengan kompetensi dan pengalaman dalam pengembangan gas to power, kami akan memberikan hasil terbaik,” ujar Dannif.
Proyek GRR Tuban merupakan salah satu mega proyek Pertamina yang mengintegrasikan kilang minyak dengan kompleks petrokimia. GRR Tuban didesain dengan kapasitas pengolahan minyak mentah sebesar 300 ribu barel per hari, akan memproduksi BBM sebesar 230 ribu barel per hari secara total, dan produk petrokimia dan aromatik sebesar 4.1 juta ton per tahunnya. Ditargetkan proyek ini beroperasi pada tahun 2027.