Jakarta, MinergyNews– Para peneliti di Kementerian ESDM (KESDM) diharapkan dapat mengembangkan produk atau keahliannya di wilayah pengoperasian wilayah kerja (WK) migas, panas bumi dan minerba serta memanfaatkan potensi aset (tangible dan intangible asset) KESDM, seperti Kapal Survei Geomarin III, Gasmin, Siklon, Airgun, Mobile Rig dan WK Gas Suar Bakar.
Hal itu disampaikan Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial, dalam acara Penandatanganan Naskah Kerja Sama Kerja Sama Operasi (KSO)/ Head of Agreement (HoA)/ Memorandum of Understanding (MoU) antara Badan Litbang (Balitbang) ESDM dengan Mitra Usaha di Ruang Sarula, Rabu (17/1). Kerja sama yang ditandatangani berjumlah 19 buah, terdiri dari 2 KSO, 11 HoA, 5 MoU dan 1 perjanjian kerja sama (PKS).
Wamen mengharapkan agar penandatanganan kerja sama ini dapat memberikan optimisme kepada Balitbang ESDM dalam rangka pelaksanaan Badan Layanan Umum (BLU) dan dapat membangun kepercayaan pelaku bisnis di sektor ESDM untuk menggunakan jasa/layanan Balitbang ESDM dalam menjalankan bisnisnyaMenurut dia, BLU dapat dijadikan sarana atau transformasi Balitbang ESDM menuju lembaga riset yang ahli dan profesional. Sekaligus sarana mengintensifkan PNBP di sektor ESDM.
“Oleh karena itu, sebagaimana arahan Menteri ESDM, Bapak Ignasius Jonan bahwa hasil produk penelitian (tangible asset) dan keahlian para peneliti (intangible asset) harus bermanfaat kepada masyarakat atau komersial dan harus menghasilkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), yaitu PNBP harus lebih besar dari anggaran yang selama ini yang diberikan Pemerintah yaitu APBN, tentunya melalui pelaksanaan BLU,” papar Wamen.
Wamen mengungkapkan, Menteri ESDM sejak Januari tahun lalu, mengharapkan Puslitbang yang ada di lingkungan Balitbang ESDM menerapkan pola Pengelolaan Keuangan BLU, seperti yang telah diterapkan oleh Puslitbangtek Migas “Lemigas”. Hal tersebut menjadi sebuah tuntutan dan sekaligus tantangan dalam menangkap kebutuhan pasar, mengembangkan produk atau jasa yang dapat diterima pasar sekaligus menguntungkan bagi organisasi khususnya dan masyarakat pada umumnya dengan mengutamakan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas.
“Tiga Pusat lainnya yang ada di Balitbang telah ditetapkan oleh Kementerian Keuangan menjadi Satker BLU pada Desember 2017. Dengan penetapan sebagai BLU, diharapkan Balitbang dapat lebih mandiri, professional dan bereputasi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya,” katanya.
Kepala Badan Litbang ESDM Sutijastoto dalam laporannya mengatakan, potensi PNBP dari 19 mitra yang ditandatangani sekitar Rp 150 miliar per tahun. Meski BLU merupakan sarana transformasi Balitbang menuju lembaga riset yang kompeten dan profesional, namun demikian, Balitbang masih mengutamakan pelayanan kepada,masyarakat dengan menerapkan good governance.
Salah satu bentuk pelayanan kepada masyarakat ini adalah dengan mendukung Kebijakan Energi Berkeadilan seperti dengan mengusulkan gasifikasi mini dari batubara yang merupakan sumber energi yang efisien bagi industri kecil menengah. “Jadi industri kecil menengah ini juga perlu kita bantu. karena ekonomi kita ternyata sebagian besar didukung oleh UKM,” tambah Sutijastoto.