Jakarta, MinergyNews– Dirjen Migas Tutuka Ariadji mengungkapkan, Pemerintah telah membangun sekitar 13.000 sambungan rumah (SR) jargas di Kota Jambi. Dari jumlah tersebut, sekitar 8.000 SR telah teraliri dan sisanya akan segera diselesaikan.
Pembangunan jargas di Kota Jambi dilakukan mulai tahun 2012, 2017, 2019 dan 2020. Untuk tahun 2020, telah dibangun 10.295 SR yang tersebar di Kota Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi. Pasokan gas berasal dari PT Pertamina Hulu Energi. Pengoperasian instalasi jargas selanjutnya dilakukan oleh PT Pertagas Niaga bekerja sama dengan BUMD, PT JII.
Menurut Tutuka, pembangunan jargas yang telah dilaksanakan Pemerintah sejak 2009 ini, hingga tahun 2022 masih akan dibangun dengan menggunakan dana APBN. Namun ke depan, Pemerintah akan mengembangkan jargas dengan skema kerja sama Pemerintah dan badan usaha (KPBU). Tujuannya, agar jargas dapat terbangun secara massif sehingga semakin banyak masyarakat yang bisa merasakan keuntungannya.
“Program ini kami nilai sangat bermanfaat. Kami akan teruskan dan kembangkan lebih jauh dengan mengajak swasta ke depannya. Kalau menggunakan dana APBN, jumlah yang dibangun terbatas. Dengan menggandeng swasta, jumlahnya bisa 8 kali lipat,” jelasnya.
Lebih lanjut dia menuturkan, Indonesia termasuk negara yang kaya gas bumi. Setalah sebelumnya produksi gas sebagian besar diekspor sebagai komoditas, saat ini sebagian besar gas digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, seperti industri, kelistrikan dan rumah tangga.
Program jargas telah dilaksanakan Kementerian ESDM c.q Ditjen Migas sejak tahun 2009 dan hingga 2020, total telah terpasang 535.555 SR. Sedangkan untuk tahun 2021, akan dibangun 120.776 SR di 21 kabupaten/kota. Target pembangunan jargas berdasarkan RPJMN sebesar 4 juta SR pada tahun 2024.