Jakarta, MinergyNews– Pemerintah akan menghitung ulang (rekalkulasi) mega proyek listrik 35.000 megawatt (MW).
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengatakan penghitungan ulang tersebut menimbang kondisi ekonomi internasional maupun dalam negeri.
“Kita ingin target yang telah diberikan bisa tercapai meskipun kita harus merekalkulasi lagi apakah dengan pertumbuhan ekonomi sekarang masih relevan. Sebenarnya berapa kebutuhan listrik kita sebenarnya,” ujar dia dalam Konperensi Pers seusai Acara Peresmian Tiga Proyek PLTP, di Lahendong, Manado, Selasa, 27 Desember 2016.
Jokowi menjelaskan, saat mencanangkan proyek 35.000 MW pihaknya menggunakan asumsi pertumbuhan ekonomi 7 persen.
Kendati demikian, menurut Jokowi, pihaknya terus berupaya agar mega proyek ini dapat berjalan lancar, salah satunya dengan mempercepat dan mempermudah perijinan yang berlaku.
“Kan sudah banyak perijinan yang dipermudah, dipangkas. Saya juga telah memerintahkan kepada Menteri ESDM dan Dirut PLN untuk lebih menyederhanakan perijinan lagi,”katanya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) Ignasius Jonan mengatakan, terkait pengembangan pembangkit listrik berbasis energi panas bumi pihaknya terus mendorong optimalisasi pebgembangannya. “Target kita sampai tahun 2025 bisa mencapai 7500 MW,” katanya.
Saat ini, lanjut Jonan, pihaknya tengah melakukan pengkajian ulang terhadap seluruh tarif listrik berbasis energi baru terbarukan, termasuk tarif listrik panas bumi. “Mudah – mudahan Januari sudah selesai hasilnya, paling lambat akhir Januari, terpenting harga bisa kompetitif,” pungkasnya.