Jakarta, MinergyNews– PT PLN (Persero) meyakinkan para investor bahwa pasokan listrik di Bangka Belitung cukup untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan industri. Hal ini dipastikan setelah PLN berhasil merampungkan pembangunan Mobile Power Plant (MPP) 2 x 25 MW (Megawatt) di Air Anyir dan 1 x 25 di Suge, serta transmisi 150 kV Pangkalpinang – Kelapa dan Pangkalpinang – Koba.
Komitmen PLN ini merupakan bagian dari upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi di Bangka Belitung melalui penyedian infrastruktur kelistrikan. Saat ini daya mampu listrik untuk sistem Bangka tercatat sebesar 163,9 MW dengan beban puncak 120,4 MW. Sedangkan untuk sistem Belitung daya mampu sebesar 63,2 MW dengan beban puncak 36,7 MW.
“Pasokan listrik di Bangka Belitung saat ini sudah melebihi tahun-tahun sebelumnya. Persediaan yang kita miliki sudah cukup, sehingga lebih mudah untuk para investor berinvestasi di Babel,” ujar General Manager PLN Bangka Belitung Susiana Mutia dalam keterangan tertulisnya di Jakarta.
Kecukupan pasokan listrik di Babel sudah dimanfaatkan oleh para investor dan kalangan bisnis. Terbukti selama tahun 2016 PLN telah berhasil menyambung 748 pelanggan bisnis dan industri. Mereka berasal dari beragam jenis bisnis dan industri, seperti pertambangan (smelter timah), perhotelan, perbankan, pabrik, rumah sakit, perkebunan sawit, industri kaolin, perkapalan, perkantoran, dan pengolahan tapioka. Di tahun 2017 ini PLN menargetkan penyambungan pelanggan bisnis dan industri sebanyak 1.274 pelanggan.
Selain itu, bagi pelanggan yang ingin menikmati keleluasaan dan keandalan pasokan listrik, PLN Wilayah Babel juga telah menyediakan layanan pelanggan premium dengan fasilitas berupa pembangunan jaringan ekspress tegangan menengah daya >200 kVA dan tegangan rendah pelanggan rumah tangga ≥1300, bisnis daya 6600 VA- 200 kVA, dan industri > 14 kVA-200 kVA. Layanan ini memiliki pilihan layanan Platinum, Gold, Silver, dan Bronze.
“Kami anjurkan kepada pelanggan maupun calon pelanggan PLN untuk dapat segera memanfaatkan kesempatan emas ini dengan menyerap ketersediaan listrik di Babel selagi masih tersedia dengan melakukan penambahan daya maupun penyambungan baru,” pungkas Susi. (us)