Jakarta, MinergyNews– Terkait jaminan pasokan bahan baku bijih nikel untuk kebutuhan smelter, Zulnahar Usman, Anggota KEIN sekaligus Ketua Kelompok Kerja Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, PT VDNI akan memperolehnya dari perusahaan tambang lain di wilayah Sulawesi Tenggara, seperti dari Konawe Utara dan Konawe Selatan.
Pasalnya, menurut Zulnahar, perusahaan ini hanya berinvestasi di sektor hilir, sehingga perlu komitmen pasokan dari penambang lokal di sektor hulu.
KEIN sangat mengapresiasi PT VDNI yang meskipun tidak memiliki konsesi tambang nikel namun berani berinvestasi besar di sektor hilir. Hal ini tentu berdampak positif membuka lapangan kerja baru serta meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
“Kami apresiasi PT VDNI Morosi karena berani membangun pabrik pemurnian nikel, tapi mereka tidak memiliki lahan konsensi tambang. Tetapi nanti perusahaan lain yang akan membantu mensuplai bahan baku nikel untuk smelter,” katanya.
PT VDNI berencana mengucurkan investasi dengan total nilai US$ 4 miliar untuk pembangunan fasilitas smelter nikel yang akan dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama, perusahaan ini akan membangun 15 tungku kapasitas 600.000 ton nikel pig iron (NPI) per tahun dengan investasi US$ 1 miliar.