MinergyNews– PT PLN (Persero) berupaya mempercepat pengerjaan pembangunan tower emergency (TE) pasca longsor di Dusun Pule, Desa Ketepung, Kecamatan Kebonagung, pada 20 Januari 2018 lalu. Tower sementara itu untuk menggantikan tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilo Volt (kV) yang patah dan roboh terkena longsoran.
Hingga Minggu (28/1), PLN telah berhasil mendirikan 4 buah tower emergency. Keberhasilan itu patut diacungi jempol, karena dalam pengerjaannya harus menghadapi medan yang sulit, kondisi alam dan cuaca tidak baik.
“Akhirnya PLN telah berhasil mendirikan 4 tiang tower emergancy (TE). Selanjutnya akan dilakukan penarikan jaringan pada TE yang sudah berdiri tersebut,” ungkap Manajer Komunikasi, Hukum dan Administrasi (KHA) PLN Distribusi Jawa Timur, Wisnu Yulianto, Rabu (31/1).
Wisnu menjelaskan, tim teknis menemui sejumlah kendala dan tantangan dalam pengerjaan pendirian tiang darurat atau tower emergency. Di antaranya, negosiasi penggunaan tanah warga untuk pendirian tiang yang berjalan cukup alot, struktur tanah yang lembek, medan yang berbukit, pembersihan jalur transmisi serta cuaca yang selalu diguyur hujan.
“Dengan ketangguhan dan kompetensi teknis yang sangat baik, kendala dan tantangan tadi bisa diatasi dengan telah berdirinya 4 tower tadi,” tegasnya.
Upaya pernormalan jaringan SUTT 150 kV beserta pembangunan tower emergency ini dilaksanakan oleh tim teknis dari PLN Unit Transmisi Jawa Timur dan Bali (JTB). Begitu mengetahui ada tower 150 kV yang roboh akibat longsor, tim teknis dari Unit Transmisi JTB langsung turun ke lapangan. Langkah-langkah teknis untuk secepatnya bisa menormalkan tower yang roboh segera ditempuh dan dilaksanakan di lapangan untuk segera bisa mendirikan Tower Emergency.
Sambil menunggu selesainya pembangunan tower emergancy, kebutuhan pasokan listrik untuk kota Pacitan dan sekitarnya disuplai dari sistim tegangan menengah 20 kV.
“Sesaat setelah terjadinya gangguan listrik padam akibat robohnya tower 150 kV yang diterjang longsor tempo hari, PLN Area Ponorogo segera melakukan langkah-langkah pemulihan pasokan listrik melalui jaringan 20 kV dan malam itu juga pasokan listrik sudah kembali normal,” ujar Wisnu.
Dia berharap proses pekerjaan penarikan jaringan yang akan segera dilakukan dapat berjalan lancar sehingga nantinya setelah dilakukan commisioning test (uji coba), tower emergancytersebut dapat segera dioperasikan.
“Diperkirakan, pada awal Pebruari nanti Tower Emergency sudah dapat dioperasikan, sembari menunggu pembangunan tower 150 kV yang baru untuk menggantikan tower yang patah dan rusak,” ujar Wisnu.