Jakarta, MinergyNews– Perusahaan energi independen Pacific Oil & Gas (PO&G) tengah menjajaki untuk menambah investasi baru di sektor energi di Indonesia, khususnya sektor industri hulu migas dan ketenagalistrikan. PO&G, bekerja sama dengan beberapa partner strategis, telah berpengalaman lebih dari 35 tahun mengembangkan proyek-proyek energi kelas dunia di mancanegara.
“Awalnya, bisnis kami bermula di Indonesia, di mana sejauh ini kami telah berinvestasi di tiga Blok Migas di Sumatera,” ujar Kusnan Rahmin, Presiden Direktur PO&G Indonesia.
Tujuan utama PO&G, lanjut Kusnan, adalah menjalin kerja sama dengan PT Pertamina untuk mengembangkan blok-blok migas baru, dan juga membangun dan mengoperasikan proyek-proyek pembangkit listrik dalam rangka membantu pemerintah memenuhi pertumbuhan permintaan energi yang terus meningkat.
Di luar negeri, PO&G terbukti telah berhasil membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik Combined Cycle Gas Turbine (CCGT) Xiamen, 780 MW, di Fujian, China. PLTGU Xiamen ini seratus persen milik PO&G.
Secara luas telah diketahui bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) lebih efisien dan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan batu bara sebagai energi primernya. PLTG telah terbukti mampu mengurangi efek rumahkaca dan meningkatkan kualitas udara bila dibandingkan dengan PLTU.
Pemerintah telah mencanangkan program percepatan pembangunan pembangkit-pembangkit listrik baru berkapasitas 35 GW hingga tahun 2019. Dari 35 GW tersebut, sekitar 7 GW diantaranya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas.
“Karena itu, PO&G sangat siap membantu pemerintah mencapai target pembangunan tersebut, terutama unit-unit baru PLTG-nya, sebab kami menguasai teknologi dan berpengalaman untuk itu,” terang Kusnan.
Saat ini aset-aset utama PO&G berada di Indonesia dan China. Sementara pembangunan satu unit Receiving & Terminal LNG masih berlangsung di Kanada.
Sebagai informasi, PO&G Indonesia saat ini juga berpartner dengan Pertamina, di mana PO&G menguasai 25 persen non-operotor interest di Blok Jambi Merang, Sumatera Selatan. Blok Jambi Merang menghasilkan gas sebesar 120 juta BTU dan 6.000 BOPD.
PO&G juga memiliki 55 persen interest Blok Kisaran di Sumatera Utara. Bulan September 2015 SKK Migas dan Menteri ESDM telah menyetujui POD Pertama pengembangan lapangan Parit Minyak, Blok Kisaran. Masih di Sumatera Utara, PO&G juga memegang 55 persen interest Blok Migas Non Konvensional (MNK) Kisaran.
Di samping PLTGU Xiamen yang telah disebutkan di atas, PO&G saat ini tengah membangun PLTGU, 800 MW, di Jiangsu, China. PO&G juga menguasai 35 persen saham proyek LNG Receiving Terminal Rudong, di Provinsi Jiangsu, China, dengan rencana kapasitas sebesar 6,5 juta ton per tahun (6,5 MTPA).
Sementara di Kanada PO&G sedang mengembangkan proyek LNG Woodfibre, yang telah memperoleh ijin ekspor dari otoritas setempat untuk volume sekitar 2,1 million metric tonnes LNG per tahun selama 40 tahun.
PO&G adalah bagian dari perusahaan RGE Group. RGE didirikan oleh pengusaha Indonesia Sukanto Tanoto pada tahun 1973 (awalnya bernama RGM). Saat ini RGE beroperasi di Indonesia, China, Brazil, Spanyol dan Kanada, dan akan terus mengembangkan bisnisnya.