Jakarta, MinergyNews– Berdasarkan hasil perhitungan Formula ICP, harga minyak mentah Indonesia pada bulan November 2016 mengalami penurunan dibandingkan Oktober 2016. Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia mencapai US$ 43,25 per barel, turun sebesar US$ 3,39 per barel dari US$ 46,64 per barel pada bulan sebelumnya.
Sementara harga SLC bulan November juga turun sebesar US$ 3,02 per bulan dari US$ 47,55 per bulan pada Oktober 2016 menjadi US$ 44,53 per bulan.
Perkembangan harga ICP ini, sejalan dengan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan November 2016 yang mengalami penurunan dibandingkan Oktober 2016 sebagai berikut:
- Brent (ICE) turun sebesar US$ 4,31 per barel dari US$ 51,39 per barel menjadi US$ 47,08 per barel.
- WTI (Nymex) turun sebesar US$ 4,18 per barel dari US$ 49,94 per barel menjadi US$ 45,76 per barel.
- Basket OPEC turun sebesar US$ 4,73 per barel dari US$ 47,87 per barel menjadi US$ 43,14 per barel.
Menurut Tim Harga Minyak Indonesia, penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional disebabkan oleh beberapa faktor yakni berdasarkan publikasi IEA (International Energy Agency) di bulan November 2016, produksi minyak mentah OPEC di bulan Oktober 2016 naik sebesar 0,23 juta barel per hari menjadi sebesar 33,83 juta barel per hari dibandingkan produksi minyak mentah di bulan September 2016 yaitu sebesar 33,60 juta barel per hari.
Selain itu, berdasarkan laporan OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) di bulan November 2016:
- Produksi minyak mentah OPEC di bulan Oktober 2016 naik sebesar 0,24 juta barel per hari menjadi sebesar 33,643 juta barel per hari dibandingkan produksi minyak mentah di bulan September 2016 yaitu sebesar 33,407 juta barel per hari.
- Proyeksi permintaan minyak mentah global tahun 2016 turun sebesar 0,01 juta barel per hari menjadi sebesar 94,40 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya yaitu sebesar 94,39 juta barel per hari.
- Jumlah rig pengeboran global di bulan Oktober 2016 bertambah sebanyak 42 rig menjadi 1.699 rig dibandingkan jumlah rig pengeboran di bulan September 2016 yaitu sebanyak 1.657 rig.
Faktor lainnya adalah berdasarkan laporan EIA (Energy Information Administration) USA, tingkat stok minyak mentah komersial, gasoline dan distillate AS selama bulan November 2016 mengalami peningkatan dibandingkan dengan stok di bulan Oktober 2016:
- Stok minyak mentah komersial naik 5,5 juta barel menjadi sebesar 488,1 juta barel.
- Stok gasoline naik 2,3 juta barel menjadi sebesar 226,1 juta barel.
- Stok distillate naik 3,6 juta barel menjadi sebesar 154,2 juta barel.
Hal lainnya yang juga menyebabkan penurunan harga minyak adalah menguatnya nilai tukar Dollar Amerika Serikat dibandingkan beberapa mata uang utama dunia lainnya, antara lain Euro, Pound dan Yen, yang menurunkan daya tarik atas komoditas berbasis Dollar.
Terakhir, pesimisme para pelaku pasar akan adanya kesepakatan negara-negara OPEC atas rencana untuk mengurangi tingkat produksi pada pertemuan OPEC tanggal 30 November 2016 di Wina.
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah juga dipengaruhi antara lain oleh:
- Berdasarkan data dari The Customs General Administration of China, impor minyak mentah Cina di bulan Oktober 2016 turun sebesar 36,12 juta barel menjadi sebesar 243,25 juta barel dibandingkan bulan September 2016 yaitu sebesar 279,37 juta barel.
- Penurunan permintaan produk minyak mentah India untuk pertama kalinya pada bulan Oktober 2016 sejak September 2014 sebesar 90 ribu barel per hari, atau sebesar 2% dibandingkan awal tahun 2016.