Jakarta, MinergyNews– Indonesia memiliki potensi migas non konvensional (MNK) yang cukup besar, namun potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyiapkan sejumlah strategi dalam rangka mendukung dan mendorong pengusahaan sumber daya MNK.
Berdasarkan hasil assesment Energy Information Administration (EIA, 2013) Amerika Serikat, potensi MNK pada lima cekungan di Indonesia, terdapat sumberdaya gas dan minyak in-place sebesar 303 TCF dan 234 BBO (miliar barel minyak). Salah satu potensi sumber daya MNK itu berada pada cekungan sentral sumatera basin, dimana Wilayah Kerja (WK) Rokan yang dikelola oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR) merupakan bagian dari cekungan tersebut.
Sumur Gulamo di Blok Rokan, menjadi sumur eksplorasi MNK pertama di blok tersebut, usai diresmikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. “Ini adalah momen pertama untuk bisa memanfaatkan potensi yang cukup besar yang kita miliki dan memang harus kita eksploitasi agar kita bisa menjamin ketahanan energi nasional untuk masyarakat,” ujar Arifin pada peresmian Pengeboran Sumur Gulamo Eksplorasi MNK di Duri, Provinsi Riau, Kamis (27/7).
Ia menyebutkan bahwa potensi MNK yang ada di Blok Rokan mencapai 1,28 miliar barel. Tentunya apabila hal tesebut dapat dimanfaatkan dengan optimal maka akan bisa mengurangi impor minyak Indonesia yang mencapai 1 juta barel minyak.
Pengeboran Sumur Gulamo Eksplorasi MNK, imbuh Arifin, diharapkan tidak berhenti hanya pada tahap uji sampel dan analisa sumur saja, melainkan juga harus dilanjutkan ke depannya. “Usai uji sampel dan analisa dilanjutkan sebagai sumur pilot fracturing hingga dapat membuktikan produktifitas dan awal pengembangan MNK di Indonesia,” jelasnya.
Ia juga mengapresiasi kinerja kepada semua pihak yang telah mendukung untuk pengeboran Tajak Sumur Gulamo Eksplorasi MNK pertama, dan tetap mengedepankan keselamatan kerja. “Selamat kepada seluruh jajaran Pertamina, Pemprov, SKK Migas dan Ditjen Migas, we proud of you,” ujar Arifin.
Pada kesempatan yang sama, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan bahwa pengeboran sumur Gulamo eksplorasi MNK ini merupakan salah satu dari empat strategi SKK Migas dalam road to giant discovery minyak dan gas bumi di Indonesia. “untuk menggali potensi hidrokarbon di north sumatera basin yang diperkirakan akan memiliki potensi inplace sebesar 1,86 miliar barel minyak dan gas 2,4 tcf triliun kaki kubik gas.” Tuturnya.
Ia juga mengatakan bahwa basin atau cekungan ini merupakan bagian dari sentarl sumatera basin yang menyimpan lebih besar lagi potensi MNK, jadi apa yang dilakukan ini adalah masih sebagian dari sentral sumatera basin. tentunya kita semua berharap sumur gulamo ini dapat membuka jalan untuk mengakses mnk.
Sementara itu, Direktur Utama PHR Chalid Said Salim mengatakan bahwa PHR telah menggandeng EOG Resources untuk melakukan studi evaluasi potensi (teknis) MNK Blok Rokan. EOG merupakan perusahaan asal Amerika Serikat yang telah terbukti berhasil mengusahakan dan mengembangkan sumber daya MNK di Amerika Serikat.
“Dengan pengalaman yang dimiliki EOG dan didukung oleh KESDM diharapkan usaha ini akan membuahkan hasil untuk menemukan cadangan migas yang lebih besar lagi untuk mewujudkan ketahanan energi nasional dan mencapai target produksi 1 juta barel pada tahun 2030,” tandas Chalid.
Sebagai informasi, Potensi MNK di WK Rokan berada pada formasi Pematang Brownshale dan Lower Red Bed pada kedalaman lebih dari 6.000 ft. Sumur MNK Gulamo dengan rencana total kedalaman 8.559 ft Measured Depth (MD) adalah salah satu dari dua sumur eksplorasi vertikal yang direncanakan oleh PT PHR, sebagai tahapan eksplorasi MNK Rokan.
Operasi pengeboran sumur eksplorasi MNK Gulamo akan menggunakan rig berukuran besar dengan tenaga 1.500 Horse Power (HP). Sebagai pembanding, operasi eksplorasi dan eksploitasi migas konvensional di wilayah kerja Rokan umumnya menggunakan Rig 350 HP/550 HP/750 HP. Diperlukan area well pad yang cukup luas sekitar 2,5 ha atau 2,5 kali lebih luas dari well pad pada umumnya. Pada tahap pengembangan, well pad ini dapat mengakomodasi sekitar 8 kepala sumur pengembangan.
Pada acara peresmian tersesebut, Menteri ESDM didampingi oleh Dirjen Migas Tutuka Ariadji, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Gubernur Riau, Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Migas Nanang Untung, Dirut PT. Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Dirut PHR Chalid Said Salim, dan Dirut PHE Wiko Migantoro.