Jakarta, MinergyNews– Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, Kemenperin fokus menjalankan kebijakan hilirisasi industri, salah satunya di sektor logam.
“Indonesia tengah menargetkan produksi 10 juta ton baja pada tahun 2025. Di samping itu juga akan dihasilkan stainless steel empat juta ton pada 2019,” ungkapnya.
Kemenperin mencatat, sejauh ini diproyeksi terdapat 32 proyek smelter logam yang bertumbuh dengan perkiraan nilai investasi US$ 18 miliar. Seluruh proyek ini bakal menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 28 ribu orang, yang tersebar di 22 kabupaten/kota dan 11 provinsi.
Pembangunan pabrik smelter di dalam negeri berjalan cukup baik, terutama yang berbasis logam. Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan industri smelter berbasis logam, dan masuk dalam 10 besar negara di dunia dengan cadangan bauksit, nikel, dan tembaga yang melimpah.
Untuk pengembangan industri berbasis mineral logam khususnya pengolahan bahan baku bijih nikel, saat ini difokuskan di kawasan timur Indonesia. Misalnya, di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah, Kawasan Industri Bantaeng, Sulawesi Selatan dan Kawasan Industri Konawe, Sulawesi Tenggara.