Jakarta, MinergyNews– Guna mengantisipasi adanya peningkatan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) menjelang Hari Raya Natal 2016 dan Tahun Baru 2017, untuk itu PT Pertamina (Persero) berencana akan menyiapkan 20 mobil tangki ‘SPBU berjalan’ yang dapat mengisikan BBM langsung ke mobil-mobil, dan BBM dalam kemasan kaleng.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh VP Retail Fuel Marketing, Afandi dalam konferensi persnya di Jakarta.
Afandi menjelaskan, sebanyak 20 SPBU berjalan dan BBM kalengan ini disiagakan di jalan-jalan tol yang tidak terdapat SPBU di rest area-nya, misalnya jalur menuju gerbang tol Brebes Timur alias ‘Brexit’ (Brebes Exit). Dengan begitu, para pengendara mobil tetap bisa memperoleh BBM bila terjadi kemacetan di Brexit.
“Ada mobil tangki mobile yang bisa mengisikan BBM langsung ke mobil-mobil, ada 20 mobil tangki standby. Sudah ada sepeda motor dan BBM kemasan juga untuk tol-tol yang rest area-nya tidak ada SPBU, seperti di Brexit,” ujarnya.
Selain itu, Afandi menambahkan, untuk BBM kemasan, Pertamina menyiapkan hingga 2.000 kaleng kemasan 2 liter, 5 liter, 10 liter, dan 20 liter. “Yang kita siapkan 2.000 kemasan di lokasi, kita juga punya standby untuk back up kalau dibutuhkan tambahan. Ada kemasan Pertamax dan Pertamina Dex 2 liter, 5 liter,10 liter, dan 20 liter,” tuturnya.
Afandi menegaskan, pasokan BBM ke SPBU-SPBU juga telah ditambah sejak 22 Desember 2016. Sebab, diperkirakan puncak arus mudik Natal dan Tahun Baru di jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa terjadi pada 24 Desember 2016. “Kita juga mulai kemarin dan hari ini sudah naikkan suplai ke SPBU. Besok puncak mudik di jalur Pantura,” ucap Afandi.
Terkait dengan konsumsi premium, lanjutnya, rata-rata disaat menjelang Natal dan Tahun Baru naik dari 37.500 kiloliter (KL) menjadi 40.300 kiloliter (KL). Kemudian Pertalite meningkat dari biasanya 28.600 KL menjadi 34.400 KL. Sedangkan Pertamax dari 28.200 KL pada kondisi normal menjadi 33.100 KL.
“Kondisi ini biasa, kegiatan tahunan, tapi tak setinggi lebaran. Premium kita perkirakan hanya naik 7% karena sebagian besar sudah pindah ke Pertalite dan Pertamax. Pertalite naik 20%, kemudian Pertamax 15%. Solar karena industri tutup turun 3%. Avtur naik 9,7%. Ini perkiraan berdasarkan pengalaman tahun-tahun lalu,” imbuhnya.
Sementara itu, Afandi mengatakan, peningkatan konsumsi BBM paling tinggi saat Natal akan terjadi di Sumatera Utara (Sumut), Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Timur (Jatim), Sulawesi Utara (Sulut), Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, dan Papua.