Jakarta, MinergyNews– Panel surya tampak kontras menyambut para delegasi negara-negara G20 di antara hijau padi yang membentang di Desa Keliki, Ubud, Gianyar, Bali, awal September 2022 lalu. Desa tersebut menjadi tujuan studi ekskursi Energy Transition Working Group (ETWG) G20, dimana para delegasi yang hadir berkesempatan berkunjung dan melihat langsung Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R), Eco-Village, dan Agriculture berbasis energi baru terbarukan di salah satu Desa Energi Berdikari besutan PT Pertamina (Persero).
Di Keliki, tercatat 8 titik solar PV terpasang dengan total kapasitas terpasang sebesar 28 kWp, dipasang bersama oleh tim GoGerilya Kementerian ESDM, Society of Renewable Energy (SRE), dan mahasiswa Universitas Udayana, Solar PV yang terpasang di desa tersebut setara dengan pengurangan emisi karbon setara 36.750 kg CO2 per tahun.
Mengalirkan air ke sawah warga, pompa air bertenaga surya berkapasitas 2,5 kWp menjadi salah satu yang menarik perhatian. Tak hanya ramah lingkungan, ini juga menjadi solusi permasalahan kekurangan air irigasi.
I Ketut Sulastra, salah seorang seorang petani Desa Keliki, mengungkapkan pompa air tenaga surya ini memberi manfaat bagi petani dalam bercocok tanam, terutama yang berada di hilir dalam menghadapi kondisi musim kering karena surutnya pengaliran air untuk irigasi ke sawah.
“Permasalahan yang ada di Desa Keliki, pada saat musim kering yang mana airnya kecil dari hulu, kemudian itu tidak sampai ke bawah membuat bercocok tanam mengalami kendala hingga terlama bisa 2 sampai 3 minggu. Sekarang lancar,” ujar I Ketut Sulastra, menjelaskan kepada delegasi, Sabtu (3/9).
Tak hanya itu, selain untuk memenuhi kebutuhan pengairan, air dari sumber tersebut juga dimanfaatkan untuk air minum warga. “Di samping itu juga kebutuhan air ini untuk air minum. Biasanya diambil dengan membawa jerigen yang kecil,” tambahnya.
Sementara itu Kepala Desa (Perbekel) Keliki, I Ketut Wita, menambahkan bahwa semangat pemuda dalam memberikan bantuan membangun irigasi sawah yang terdiri dari tujuh subak ini juga menular ke warganya. “Semua pihak membantu, bersemangat dan bergotong royong dalam membangaun Desa Energi Berdikari,” ujarnya.
I Ketut Wita berharap Keliki bisa membuat bangga Indonesia dengan kunjungan para delegasi G20 dan semakin dikenal di seluruh dunia.
“Di samping menciptakan hal yang positif, kehadiran sumber EBT di desa Keliki ini mendukung upaya kami dalam menyambung pariwisata yang sempat sepi akibat pandemi”, tandasnya.
Desa Keliki adalah satu dari 11 desa yang dikembangkan Pertamina dengan melibatkan langsung anak muda yang berkontribusi langsung untuk transisi energi di Indonesia. Pertamina memilih 11 lokasi pada desa binaan untuk dipasang panel surya sebagai pilar terpenting dalam peningkatan kegiatan ekonomi. Uniknya, kegiatan tersebut dilakukan oleh anak muda dibawah 25 tahun yang sudah tersertifikasi melalui program Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (GERILYA) Kementerian ESDM.