Jakarta, MinergyNews– Pemerintah akan melakukan lelang besar-besaran wilayah kerja (WK) migas pada Januari 2018 ini. Lakunya 70% lelang langsung WK migas konvensional tahun 2017, menjadi sinyal positif bagi pengembangan migas Indonesia yang tidak hanya diharapkan dapat meningkatkan eksplorasi, tetapi juga cadangan migas.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Ego Syahrial, dalam Konferensi Pers Capaian Subsektor Migas Tahun 2017 dan Outlook 2018, di Jakarta, Selasa (9/1), mengatakan, WK migas yang akan ditawarkan ini berjumlah lebih dari 20 blok yang berasal dari blok migas tahun 2015 dan 2016 yang tidak diminati oleh investor.
“Kita merencanakan tahun 2018 ini, lelang tahap 2 yang kami rencanakan tahun 2017, akan kita umumkan lelang ini di Januari. Rencananya memang 11 (blok), tapi kita meng-combine, untuk WK-WK yang tahun 2015 tidak diminati, jumlahnya sekitar 15 atau 12 (blok). Nanti datanya ada. Begitu pun juga dengan WK tahun 2016 yang sama sekali tidak diminati, itu akan kita lelang kembali,” papar Ego.
Pemerintah optimis lelang WK migas tahun 2018 akan mendapat respon yang baik dari investor. Perubahan kebijakan Pemerintah dari kontrak bagi hasil cost recovery ke gross split, dinilai dapat menggiatkan kegiatan eksplorasi migas. Ini terbukti dari lelang langsung7 WK migas tahun 2017, 5 diantaranya diminati investor.
“Dari 7 WK yang ditawarkan melalui joint study, 5 diminati. Artinya 5 dibanding 7 itu 70%. Ini memberi sinyal positif terkait kebijakan yang Pemerintah keluarkan,” kata Ego.
Peningkatkan kegiatan eksplorasi migas, diharapkan juga dapat meningkatkan cadangan migas. Ego mengakui, cadangan migas Indonesia saat ini cenderung menurun. Produksi minyak Indonesia saat ini sekitar 800.000 barel per hari. Sementara rasio cadangan migas pengganti (Reserve Replacement Ratio/RRR) hanya sekitar 60%. Ini berarti dari 1 juta barel minyak yang diproduksikan, tingkat pengembalian penggantinya hanya sekitar 0,6 barel.
Namun demikian, hal ini bukan berarti cadangan migas Indonesia telah habis. Dari 128 cekungan di Indonesia, baru sekitar 40% yang telah digarap. Sisanya belum tersentuh. Äda potensi 60% yang terutama lokasinya di Indonesia Timur, sampai saat ini belum diapa-apakan. Itu yang menjadi target kita melalui lelang,” jelas Ego.
Dengan peningkatan kegiatan eksplorasi, Pemerintah mengharapkan RRR pada tahun 2019 dapat meningkat menjadi 1 atau lebih dari 1.