Lebih Dari Sembilan Ribu Rumah di Jawa Tengah akan Teraliri Listrik Lewat Program BPBL

Jakarta, MinergyNews– Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merencanakan sebanyak 9.332 Rumah Tangga di Provinsi Jawa Tengah akan mendapatkan instalasi listrik gratis melalui Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL), dari target total 80.000 rumah tangga se-Indonesia.

Anggota Komisi VII DPR RI Rofik Hananto dalam Peresmian Program BPBL di Desa Bumisari, Kecamatan Bojongsari, Purbalingga, Senin (31/10) mengapresiasi program BPBL sebagai upaya negara hadir di tengah masyarakat.

“Program BPBL adalah salah satu yang diperjuangkan Komisi VII DPR agar negara hadir, diantaranya sebanyak 1.801 rumah tangga di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah ini,” ujar Rofik.

Ia menyampaikan meskipun rasio elektrifikasi hampir mencapai 100 persen namun kondisi di lapangan masih banyak yang menyalur, khususnya di daerah terluar, terdepan, tertinggal (3T).

“Saya kira ini program yang sangat bagus. Purbalingga ini bukan daerah 3T, kalau ada masyarakat yang masih menumpang listriknya kasihan,” tuturnya.

Ia lantas mengajak masyarakat yang belum memiliki instalasi listrik sendiri untuk mendaftar melalui kepala desa agar menjadi calon penerima Program BPBL.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM M.P. Dwinugroho mengatakan program BPBL diharapkan dapat mengurangi susut jaringan dari penarikan-penarikan sambungan dari tetangga yang tidak sesuai dengan ketentuan.

“Sambungan listrik yang tidak sesuai dengan kaidah keselamatan ketenagalistrikan tentu sangat berbahaya. Kami dari Kementerian ESDM terus mensosialisasikan aspek keselamatan ketenagalistrikan, karena seperti yang kita ketahui, listrik selain bermanfaat namun juga berbahaya,” ia menjelaskan.

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Purbalingga Agus Winarno mengatakan dengan memiliki instalasi listrik sendiri bisa terhindar dari masalah, termasuk masalah hukum.

“Jadi yang belum punya listrik dan nyantol maka secara keamanan, tidak aman dan secara hukum, melanggar,” Agus berkata.

Selain terhindar dari masalah hukum Agus mengatakan dengan memiliki instalasi listrik sendiri, maka masyarakat jadi punya akses, baik akses hiburan, akses berita, juga akses untuk usaha.

EVP Penjualan dan Pelayanan Pelanggan Retail PT PLN Persero Saleh Siswanto menyampaikan komitmen PLN untuk memberikan layanan ketenagalistrikan yang andal dan berkualitas bagi masyarakat.

“Masyarakat penenerima bantuan Program BPBL agar dapat menggunakan listrik secara bertanggung jawab dan bijak untuk menunjang kehidupan sehari-hari,” Saleh berpesan.

Setelah acara peresmian, acara dilanjutkan dengan penyalaan simbolis pada dua rumah warga di Desa Bumisari. Rumah pertama milik Markini (63 tahun), seorang tukang pijat yang tinggal sendiri selepas kakaknya meninggal. Ia berkisah selama ini menyalur listrik ke saudaranya.

“Pernah saya punya masalah dengan saudara saya dan saya tidak dapat listrik selama dua bulan,” tuturnya menggunakan Bahasa Jawa.

Rasa senang yang dimiliki Markini juga menular ke Sutiarso Mislam (66 tahun), pemilik rumah kedua yang disambangi Rofik Hananto dan rombongan. Sama seperti Markini, ia dulu menyalur ke rumah saudaranya dan sering mengalami meteran listrik anjlok karena beban listrik di rumah tidak kuat.

Markini dan Sutiarso kini telah memiliki instalasi listrik sendiri. Selain meningkatkan rasio elektrifikasi, program BPBL juga diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup dan kemandirian masyarakat. Dengan memiliki akses listrik sendiri, masyarakat penerima manfaat BPBL diharapkan tidak lagi tergantung penyediaan listrik dari tetangga maupun saudara. Program BPBL diharapkan makin memperluas akses masyarakat untuk mendapatkan listrik demi kehidupan yang lebih baik.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *