Jakarta, MinergyNews– Indonesia, negara kita tercinta dikarunai Tuhan potensi sumberdaya alam yang melimpah, tersimpan didaratan maupun dilautan. Sejauh ini pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang terkandung di lautan masih jauh tertinggal dibandingkan dengan di daratan dikarenakan minimnya informasi yang tersedia.Indonesia memiliki luas kepulauan 2,8 juta km2, luas laut territorial 0,4 km2, serta klaim atas Landas Kontinen di luar 200 mil seluas 3500 km2 di sebelah barat Aceh (sesuai dengan dokumen submisi LKRI ke Commitee for the Limit of the Continental Shelf (CLCS PBB).
Jumlah pulau yang dimiliki Indonesia saat ini sekitar 17.504 yang terdiri dari pulau besar dan kecil. Dengan panjang garis pantai pulau-pulau nusantara yang mencapai 81.290 km lebih menempatkan Indonesia pada posisi kedua sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia setelah Kanada.Berdasarkan statistik aset kewilayahan nasional, luas wilayah perairan Indonesia mencapai 5,9 juta km2 termasuk Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), dengan rincian luas kepulauan 2,8 juta km2, luas laut territorial 0,4 km2, serta klaim atas Landas Kontinen di luar 200 mil seluas 3500 km2 di sebelah barat Aceh.
Dengan fakta fisik seperti yang disebutkan diatas maka Indonesia didaulat menjadi negara kepulauan dan negara maritim terbesar di dunia. Namun dengan luas lautan yang sangat luas tentu saja membawa konsekuensi logis yaitu perlu segera diinventarisasi dan dipetakan sehingga seluruh potensi sumber daya alamnya dapat diidentifikasi agar dapat dimanfaatkan sebagai kekayaan alam nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kehadiran Kapal Survei Geomarin III milik Pusat Penelitian Geologi Kelautan, Badan Penelitian Dan Pengembangan Kementerian ESDM yang hari ini akan melakukan sea trial persiapan pelaksanaan penelitian identifikasi cekungan sedimenter untuk mendukung penyiapan wilayah kerja (WK) minyak dan gas bumi (Migas) Perairan Arafura, Papua dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion) di perairan Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) diharapkan dapat menjawab kebutuhan informasi mengenai potensi sumber daya yang terkandung di dalam laut.
Potensi sumberdaya alam yang tersimpan di lautan selama ini pemanfaatanya belum optimal, masih terbatas hanya di wilayah permukaan (perikanan), padahal potensi yang terdapat didasar laut dan bawah laut sangat melimpah. Kapal produksi dalam negeri yang dilengkapi dengan perlengkapan modern untuk melakukan kegiatan riset dan survei hingga kedalaman 6000 meter tersebut di harapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terkait informasi geologi kelautan sehingga 70% luas wilayah Indonesia dapat dipetakan.
Secara umum dapat digambarkan, kepulauan Indonesia dapat dibagi menjadi tiga wilayah lempeng tektonik yaitu Indonesia Barat, Tengah, dan Timur. Jika dilihat dari potensi sumberdaya geologi, Indonesia memiliki 40 cekungan sedimen lepas pantai yang diperkirakan dapat menghasilkan miliaran barrel minyak bumi. Dari 40 buah cekungan sedimen lepas pantai ini, 37 cekungan sedimen diantaranya terdapat di kawasan Indonesia Tengah dan Timur. Meski cadangan minyak dan gas bumi Indonesia diperkirakan tergolong besar, namun cadangan ini tersebar pada lokasi perairan yang terpencil.
Dirjen Migas (2003) merilis bahwa sekitar 22 cekungan sediment di kedua kawasan ini masih belum diteliti atau dieksplorasi kandungannya secara mendetil. Disamping potensi migas, berdasarkan bentuk topografi dasar laut perairan Indonesia diperkirakan pula mengandung potensi mineral yang bernilai ekonomis terutama di perairan utara Sulawesi, Maluku, Irian dan Flores. Perkiraan ini didasarkan kepada bentuk topografi dasar lautnya yang merupakan daerah aktivitas magmatisme bawah laut. Melihat besarnya potensi sumberdaya alam yang tersimpan di laut dan semakin menipisnya cadangan sumberdaya alam yang terdapat di daratan maka kehadiran sebuah kapal survei dengan perlengkapan modern yang dapat melakukan riset penelitian geologi kelautan merupakan sebuah jawaban.