Kenalkan Konsep Green Energi, Mahasiswa Gerilya Edukasi 90 Orang Siswa SMK di Cirata

Jakarta, MinergyNews– Mahasiswa Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya) Batch 4 saat ini sedang mengikuti Team Based Project (TBP) pada perusahaan mitra Kementerian ESDM yang bergerak di industri Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Salah satu tim yang berada dalam asuhan Sinohydro Co. Ltd beberapa pekan lalu menggelar Cirata FPV Power Plant Goes to School ke sekolah wilayah terdampak Pembangunan PLTS Terapung Cirata 145 MWac, yaitu SMKN 1 Cipeundeuy Bandung Barat, SMKN Maniis Purwakarta, dan SMK Kharisma Nusantara Purwakarta.

Pada kesempatan tersebut Mahasiswa Gerilya mengenalkan kepada 90 orang siswa SMK mengenai energi hijau atau potensi alam di sekitar wilayah tempat tinggal mereka seperti PLTS Terapung, dan juga mendapatkan praktik merangkai PLTS sederhana. Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari, mulai dari 23-35 Mei 2023 ini bertujuan agar anak muda dapat ikut menjaga, melestarikan, dan memanfaatkannya dengan semaksimal mungkin, tentunya dengan menerapkan prinsip ramah lingkungan.

“Kami sangat mengapresiasi inisiasi anak muda memberikan dampak bagi masyarakat, menunjukkan kepedulian, rasa tanggung jawab dan aksi untuk membangun energi yang berkelanjutan seperti yang ditunjukkan mahasiswa Gerilya,” ungkap Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama, Agung Pribadi di Jakarta.

Agung lebih lanjut menjelaskan bahwa potensi PLTS Atap secara nasional mencapai 32,5 GW dari pelanggan golongan rumah tangga, industri, bisnis, sosial maupun pemerintah, dengan pemanfaatannya baru mencapai sekitar 80 MWp di akhir tahun 2022.

“Pemanfaatan PLTS juga menjadi salah satu tumpuan pemerintah dalam program akselerasi agar porsi EBT mencapai target 23% pada bauran energi nasional tahun 2025 dan terpenuhinya target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat”, jelas Agung.

Devinda Agristin, mahasiswa Gerilya dari Universitas Sebelas Maret yang hadir sebagai pemateri mengungkapkan bahwa meski kegiatan berlangsung lancar, bukan berarti tanpa dinamika didalamnya. “Banyak tantangan yang harus tempuh, khususnya dalam membangun gairah partisipasi dan keaktifan dari para peserta,” terang Devinda. Meski demikian, Arum Damasari, mahasiswa Gerilya berasal dari Universitas Proklamasi 45 menceritakan bahwa tim TBP Sinohydro punya cara untuk mengatasinya. “Penggunaan games yang unik dan pembawaan narasi yang adaptif dan edukatif, dirasa sangat sukses dalam membangun suasana penyampaian materi seru dan bisa diterima oleh para siswa,” tutur Arum.

Tak hanya bagi siswa, kegiatan ini nyatanya di akui oleh Mahasiswa Gerilya juga memberikan pengalaman berharga bagi mereka. “Memberi kebermanfaatan lewat sebuah pengabdian, menjadi sebuah kesempatan tidak akan pernah kami lewatkan,meskipun peluang timbulnya berbagai macam tantangan tidak akan pernah bisa terhindarkan,” ujar Ahmad Haikal, Mahasiswa Gerilya dari Universitas Diponegoro yang sangat antusias memberikan materi terkait PLTS terapung kepada mahasiswa.

Sependapat dengan rekannya yang lain, Elsi, Mahasiswa Gerilya yang berasal dari Universitas Negeri Manado mengaku tak gentar meski menempuh jarak yang cukup jauh dari daerah asalnya sampai ke Cirata. Elsi merasa tantangan ini memecut semangatnya untuk lebih berkontribusi “Bukan tentang seberapa jauh jarak yang harus ditempuh, bukan tentang seberapa sulit tantangan yang harus dilalui, namun sejatinya tentang seberapa besar kebermanfaatan yang bisa kita berikan.” Ucap Elsi.

Perjuangan tak berahir sia-sia, “Antusiasme peserta sangat terlihat dari berbagai pertanyaan yang muncul saat kegiatan berlangsung, banyak pertanyaan menarik yang dilontarkan oleh peserta,” kilas Andie Gagas, salah satu Mahasiswa Gerilya berasal dari Universitas Gajah Mada, pemateri praktek instalasi PLTS.

Peserta mengikuti seluruh rangkaian acara dengan sangat baik. Pada hasil survey di akhir kegiatan juga menunjukkan hasil yang positif “Dapat disimpulkan bahwa peserta bersedia akan ikut andil dalam mendukung upaya Indonesia mengurangi emisi karbon, dengan langkah sederhana yaitu berjalan kaki ke sekolah,” terang Ridhatullah Akmalurrizal Firdausi, Mahasiswa Gerilya berasa dari Universitas Pajajaran.

Ridhatullah menambahkan rasa terima kasih juga disampaikan dari ketiga Kepala Sekolah kepada para Mahasiswa Gerilya yang telah menyampaikan materi pada kegiatan Cirata FPV Power Plant Goes to School. “Sekolah berharap melalui edukasi ini siswa dapat memahami mengenai Energi Terbarukan khususnya tenaga surya, serta kegiatan serupa dapat terus berlanjut”, cerita Ridhatullah

Program Gerilya batch 4 merupakan program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kemendikbudristek yang ditujukan bagi mahasiswa program studi eksakta/sosiohumaniora minimal semester 6 dan hasil pembelajarannya nanti dapat dikonversi setara dengan 20 SKS. Gerilya akan berlangsung selama 5 bulan dengan rincian: 1 bulan pembelajaran kelas daring (online course) dan 4 bulan kegiatan magang atau team based project (TBP) di perusahaan mitra Gerilya.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *