Kementerian ESDM Terbitkan HEESI 2022

Jakarta, MinergyNews– Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerbitkan Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia (HEESI) tahun 2022 yang berisi data energi dan perekonomian Indonesia dari tahun 2012 hingga 2022. Data dihimpun dari berbagai sumber, yakni seluruh unit kerja Kementerian ESDM, pembina sektor lain, para pemangku kepentingan, maupun sumber publikasi lainnya. Data HEESI 2022 menunjukkan bahwa suplai energi Indonesia mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, yakni 19%, tertinggi sejak tahun 2012.

“Suplai energi Indonesia pada tahun 2022 mengalami kenaikan cukup signifkan dari tahun sebelumnya yaitu 19% dengan nilai sebesar 1.739 juta BOE atau tertinggi sejak 2012. Sementara, bauran energi primer masih didominasi oleh batubara sebesar 42,38%, disusul minyak bumi sebesar 31,40%, gas 13,92% dan EBT sebesar 12,30%. Adapun bauran EBT ditargetkan mencapai 23% di tahun 2025,” ujar Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) ESDM Agus Cahyono Adi, menjelaskan sebagian isi HEESI 2022, Senin (22/5).

Selanjutnya, pada sisi demand energi, terdapat kenaikan konsumsi energi mencapai 31% yaitu sebesar 1.113 juta BOE, tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Pada tahun 2022, sektor industri mempunyai share tertinggi dalam demand energi per sektor yaitu 43,21%, kemudian sektor transportasi 38,49%, rumah tangga 12,97%, komersial 4,34% dan terakhir sektor lainnya 0,99%. Dominasi sektor industri pada demand energi tahun 2022 dipicu oleh penyerapan konsumsi batubara domestik di sektor industri dan smelter.

Pada sisi komoditas, produksi batubara pada tahun 2022 sebesar 687 juta ton atau lebih tinggi 12% dibanding tahun 2021, dari jumlah tersebut 465 juta ton diekspor ke negara lain. Ekspor batubara juga mengalami kenaikan sebesar 7% dari tahun 2021. Negara tujuan ekspor tertinggi adalah China dengan volume 173 juta ton.

“Terjadi kenaikan cukup signifikan pada penjualan domestik batubara sebesar 215 juta ton atau naik 62%, kenaikan tertinggi terdapat pada sektor iron steel dan metalurgi yang naik sebesar 38 juta ton dibandingkan tahun lalu. Rata-rata Harga batubara acuan pada 2022 mencapai 276,58 USD/ton dan merupakan harga tertinggi dalam 10 tahun terakhir,” jelas Agus.

Dari subsektor minyak dan gas bumi, produksi minyak mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2022 tercatat sebanyak 612 MBOPD atau 223,5 juta barel, sementara ekspor minyak bumi sebesar 15,5 juta dan impor 104,7 juta barel. Sama dengan minyak bumi, produksi gas bumi juga menurun, dan pada tahun 2022 produksi gas bumi tercatat sebesar 6.492 MMSCFD atau 2,3 BSCF. Tercantum dalam HEESI, ekspor gas pipa sebesar 219 BSCF, produksi LNG 2022 sebesar 789 BSCF, serta ekspor LNG sebesar 444 BSCF. Selain itu, HEESI juga merilis statistik penjualan berbagai jenis BBM dalam negeri, ekspor dan impor BBM, serta produksi, ekspor, dan impor LPG.

“Dari subsektor ketenagalistrikan, kapasitas terpasang pembangkit listrik tahun 2022 sebesar 83,8 gigawatt (GW), di mana kapasitas pembangkit EBT sebesar 12,6 GW. Produksi listrik 2022 sebesar 333.5 TWh dengan produksi On grid sebesar 308,1 TWh dan produksi Off grid sebesar 25,4 TWh. Sementara penjualan listrik pada tahun 2022 sebesar 273,7 TWh atau naik 6,2% dari tahun sebelumnya,” imbuhnya.

Adapun pada subsektor Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), pada HEESI tahun ini terdapat penambahan jenis EBT, yakni pemanfaatan biomassa di sektor industri dengan realisasi konsumsi sebesar 1,7 juta ton pada tahun 2022. Kemudian penambahan penggunaan solar water heater sebesar 128 ribu TOE panas air pada tahun 2022 serta penggunaan langsung panas bumi di sektor industri yang sebesar 6,2 Thermal MWh.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *