Jakarta, MinergyNews– Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) kepada 18.022 rumah tangga tidak mampu di provinsi Jawa Timur melalui program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) tahun anggaran 2022. Ditargetkan, 80.000 rumah tangga di Indonesia akan mendapatkan sambungan listrik gratis dari pemerintah pada tahun 2022.
Pada peresmian dan penyalaan pertama program BPBL di Desa Samberan, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Sabtu (15/10), Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Ida Nuryatin Finahari mengatakan Kabupaten Bojonegoro akan mendapatkan 2.821 sambungan rumah tangga yang tersebar di 16 kecamatan.
Lebih lanjut Ida menjelaskan bahwa data penerima manfaat BPBL ini berasal dari anggota Komisi VII DPR RI sebagai mitra pemerintah. Untuk itu ia mengapresiasi dukungan Ratna Juwita Sari, anggota Komisi VII DPR RI yang telah memperjuangkan penerima manfaat program BPBL untuk Kabupaten Bojonegoro dan Tuban.
Menyambung apa yang disampaikan Ida, Ratna Juwita Sari, anggota Komisi VII DPR RI sangat mendukung program ini. “Bantuan Pasang Baru Listrik adalah salah satu cara kami bersama rekan-rekan di DPR RI memperjuangkan apa yang menjadi kesulitan masyarakat selama ini. Sinergi ini tolong bisa kita jaga untuk mensejahterakan masyarakat di Indonesia,” ujar Ratna.
Dalam kesempatan yang sama, General Manager PT PLN (Persero) UID Jawa Timur Lasiran mengatakan, PLN bersama dengan mitra kerja akan bergandengan tangan, bersinergi, berkolaborasi dan melangkah bersama melaksanakan program BPBL yang ditugaskan Kementerian ESDM kepada PLN.
“Program BPBL ini menjadi bukti komitmen PLN untuk memberikan kontribusi dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat tidak mampu dan listrik untuk kehidupan yang lebih baik,” ungkapnya.
Warga Tak Lagi Menyalur Listrik
Camat Kecamatan Kanor Agus Saipul Aris dalam kesempatan yang sama mengatakan, banyak masyarakat di daerahnya yang menyalur listrik dari tetangga karena kesulitan biaya penyambungan baru listrik. Dengan adanya program BPBL ini, ia merasa warga nya diperhatikan oleh pemerintah.
“Kami, Kecamatan Kanor berterima kasih kepada pemerintah, jika tidak ada yang memperhatikan masyarakat, terutama listrik, masih banyak yang menyalur karena keterbatasan dana. Ini perlu kita dukung semua,” ujar Agus.
Acara peresmian dilanjutkan dengan seremoni penyalaan pertama kepada dua rumah tangga penerima manfaat BPBL. Rumah pertama adalah milik Budiman, pria 50 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai wiraswasta. Usai penyalaan pertama, kegiatan dilanjutkan penyalaan di rumah Suminto, pria 44 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai pekebun.
Siti Marwiah, istri Suminto mengungkapkan rasa syukurnya karena keluarganya tidak harus menyalur listrik lagi dari rumah lain. Ia menyatakan sebelumnya ia harus menyalur listrik dari orang tuanya.
“Terima kasih, saya merasa senang mendapat listrik sendiri, sekarang tidak menyalur lagi,” ujar Siti.