Jakarta, MinergyNews– Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana melantik sebanyak 23 orang Patriot Energi ACCESS Program secara virtual pada Kamis (24/9), yang akan bertugas sebagai fasilitator masyarakat di 23 desa. Wilayah penempatan ini merupakan lokasi pembangunan PLTS Terpusat yang dibangun melalui proyek ACCESS, sebuah proyek bersama United Nations Development Programme (UNDP) dan Kementerian ESDM, yang didukung oleh Korea International Cooperation Agency (KOICA).
Dalam sambutannya, Dadan mengungkapkan kehadiran para patriot energi ini diharapkan dapat membantu masyarakat secara mandiri mengelola sumber energi yang tersedia, mengidentifikasi potensi-potensi setempat, yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dengan biaya yang kompetitif, manajemen yang sederhana, sehingga masyarakat di daerah yang terpencil dapat mengupayakan energinya sendiri
“Para patriot energi ini diharapkan juga dapat menjadi pemantik perubahan, khususnya bagi 0,8 persen saudara-saudara kita yang belum menikmati listrik, mereka yang tinggal di 433 desa yang masih gelap gulita dan mereka yang tinggal 3.100 desa yang listriknya menggunakan lampu tenaga surya hemat energi” ujar Dirjen Dadan.
Patriot Energi khusus ACCESS Program ini akan bertugas mendampingi masyarakat selama 18 bulan di desa yang tersebar di Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Tengah untuk mengembangkan layanan listrik dari energi bersih dan berkelanjutan yang bersumber dari tenaga surya. Para 23 Patriot Energi ini terpilih dari 140 orang peserta seleksi terbuka, terdiri dari 16 laki-laki dan 7 perempuan, seluruhnya adalah sarjana dari berbagai latar belakang pendidikan.
Para peserta memiliki kriteria pengalaman kerja lebih dari tiga tahun, bahkan ada yang telah berpengalaman lebih dari sepuluh tahun dalam pendampingan masyarakat. Adapun tugasnya adalah mendampingi masyarakat selama pembangunan PLTS, membantu serah terima aset PLTS dari Kementerian ESDM ke Pemerintah Desa, memfasilitasi pemilihan, pelatihan dan sertifikasi operator local, membentuk unit pengelola listrik desa, serta membantu memetakan potensi ekonomi desa.
Sementara itu, Pelaksana tugas harian (Plh) Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan, Hendra Iswahyudi, menyampaikan ke-23 Patriot Energi ACCESS telah mengikuti pelatihan secara daring mulai tanggal 6 hingga 14 September 2021, serta pelatihan secara luring pada 20-24 September 2021, dengan materi yang mencakup kode etik pemberdayaan, pendekatan gender dan inklusi sosial, pendekatan partisipatif, pengenalan PLTS dan infrastruktur solar PV, operasi dan pengelolaan PLTS komunal, pembentukan Badan Usaha Milik Desa dan Unit Pengelola Listrik Desa, serta pendampingan teknis identifikasi ekonomi desa dan penyusunan analisis keberlanjutan.
Program Patriot Energi ACCESS ini merupakan bagian kemitraan antara United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia dan Kementerian ESDM, yang didanai hibah Korea International Cooperation Agency (KOICA) melalui proyek ACCESS (Accelerating Clean Energy to Reduce Inequality). Proyek ACCESS akan membangun 23 pembangkit listrik tenaga surya komunal dengan total kapasitas 1,2 megawatts (MW) di 23 villages di Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Tengah.
“Proyek ACCESS ini merupakan salah satu pendekatan paling ambisius dalam pengembangan energi bersih karena bantuan yang diberikan tidak hanya berupa infrastruktur pembangkit listrik namun disertai pelatihan dan sertifikasi untuk warga setempat sebagai operator serta pengembangan lembaga pengelola layanan listrik lokal”, kata Sophie Kemkhadze, Deputy Resident Representative UNDP Indonesia.
Menurut Sophie, para patriot energi ini menjadi sangat penting karena mereka yang akan mendampingi dan membantu masyarakat setempat selama proses persiapan dan pelaksanaan, termasuk nantinya mendokumentasikan seluruh kegiatan ini sebagai pembelajaran bagi pengembangan kegiatan serupa. Melalui proyek ACCESS, diharapkan menghasilkan akses listrik untuk setidaknya 20.000 orang di Indonesia dan Timor-Leste dan akses ke air untuk 3.500 orang di Timor-Leste dari total instalasi sekitar 1,2 MegaWatt pembangkit listrik tenaga surya, dimana minimal 30% perempuan akan menajdi penerima manfaat langsung.