Jakarta, MinergyNews– Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menjelaskan bahwa PLTU Jawa 7 memiliki tarif paling murah, yaitu 4,2122 sen dolar AS per kwh, sehingga terjangkau bagi masyarakat. Selain itu, proyek ini juga diperkirakan bisa selesai lebih cepat dari waktu yang ditetapkan.
“Pembangkit PLTU Jawa 7 dibangun dengan tarif yang sampai hari ini itu paling murah, 4,2122 sen per Kwh. Dari estimasi Commercial Operation Date (COD) yang seharusnya April dan Oktober 2020, bisa maju sampai akhir 2019. Ini jadi landmark tarif listrik agar harga listrik kepada masyarakat bisa terjangkau,” jelas Jonan.
Dia juga melaporkan bahwa PLTU Jawa 7 (Kapasitas 2000 Megawatt/MW) dapat melistriki 2 juta rumah tangga. Sementara jika PLTU Jawa 9 dan 10 (Kapasitas 2000 MW) ditambah PLTU Banten (kapasitas 660 MW) beroperasi, maka dapat melistriki 4,6 juta rumah tangga.
Selain PLTU, dibangun juga terminal batubara (Coal Terminal) dengan kapasitas 20 juta ton per tahun. Terminal batubara ini akan menghemat transportation cost atau logistic cost pasokan batubara khususnya untuk PLTU Suralaya. Dengan begitu, biaya operasional PLN diharapkan dapat lebih efisien, sesuai arahan Presiden untuk tidak menaikkan tarif listrik.