Jakarta, MinergyNews– Indonesia masih punya potensi cadangan minyak dan gas bumi (migas) yang cukup melimpah di laut. Sejalan dengan hal tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menegaskan akan fokus meningkatkan aktivitas hulu migas dari lapangan onshore beralih ke daerah lepas pantai maupun laut dalam (offshore).
“Di hulu migas, 50 tahun yang lalu produksinya sekitar 60 – 70% berada di darat. Nah, sekarang kita fokuskan mau kerjakan di laut,” kata Jonan saat menghadiri sarasehan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-58 Korps Hiu Kencana di Gedung Panti Tjahaja Armada Komando II Surabaya, Kamis (13/9).
Seiring berjalannya waktu, kegiatan produksi migas di darat (onshore) kurang berjalan optimal akibat faktor alamiah seperti sumur yang menua. Meski begitu, Jonan tidak menampik bahwa saat ini produksi lapangan migas onshore masih menjadi andalan bagi sektor migas nasional. “Masih ada Blok Rokan, salah satu (blok minyak) terbesar di Asia, tahun 2021 akan dialihkelola Pertamina dari Chevron. Produksinya pernah 1,5 juta barel per hari, saat ini produksi minyak nasional saja hanya sekitar 700 barel per hari,” ungkap Jonan.
Di masa mendatang, beberapa proyek hulu migas offshore yang menjadi prioritas untuk segera digenjot produksinya adalah Blok East Natuna, Blok Masela di Maluku hingga Blok di Papua seperti West Berau maupun Cendrawasih Bay II. “Cadangan migas baru harus ditemukan,” tekan Jonan.
Selain itu, Pemerintah tengah mempercepat penyelesaian proyek pengembangan laut dalam atau yang dikenal dengan istilah Indonesia Deepwater Development (IDD) seperti lapangan Lapangan Bangka, Gehem, Gendalo, Maha dan Gandang.
Demi mendukung aktivitas tersebut, Pemerintah berharap korps angkatan laut turut membantu aktivitas eksplorasi dan eksploitasi migas yang dilakukan oleh Kementerian ESDM. “Saya berharap kepada satuan-satuan khusus seperti kapal selam berperan dalam membantu kegiatan bangsa dan negara ini untuk lebih baik,” harapnya.
Selain itu, Jonan ingin keterlibatan Tentara Nasional Republik (TNI) AL dalam menjaga aset sektor ESDM. “Ada banyak anjungan-anjungan lepas pantai berukura besar di aktivitas hulu migas berhenti pilihannya di-abandon (buang) atau diserahkan kepada TNI AL untuk digunakan sebagai pos pengamatan,” ungkapnya.
Jonan tak lupa menyampaikan pesan kepada TNI AL terus meningkatkan kemampuan mereka dalam beradaptasi dengan kemajuan zaman dan tuntutan. “Saya sangat menyarankan itu karena kita ini sumber daya lautnya luar biasa. Jadi peranan TNI AL harus makin besar,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, Menteri ESDM dan Panglima TNI telah menjalin kerja sama melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) terkait bantuan TNI dalam rangka pengamanan, survei dan pemanfaatan bidang ESDM dan pengembangan sumber daya manusia pada bulan Juli 2017 lalu.