Jakarta, MinergyNews– Upaya Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) dalam memberdayakan masyarakat dan melindungi ekosistem pesisir melalui program JAM PASIR diganjar penghargaan internasional Global Corporate Sustainability Award (GCSA) 2024 kategori Praktik Terbaik (Best Practise), peringkat Great Practise, yang digagas Taiwan Institute for Sustainable Energy (TAISE), di Taipei, Taiwan, Rabu (20/11/2024). Penghargaan diserahkan langsung oleh Shien Quey Kao, Deputy Minister National Development Council Republic of China (Taiwan).
Di pesisir Karawang, Jawa Barat, tepatnya di Dusun Pasir Putih, Desa Sukajaya, program JAM PASIR (Jaga Alam melalui Pemberdayaan Masyarakat Pesisir) tak hanya fokus pada rehabilitasi lingkungan melalui pencegahan abrasi dan restorasi mangrove. Inisiatif ini juga mendorong peningkatan pendapatan masyarakat melalui transformasi istri para nelayan menjadi pengusaha UMKM dan pengelolaan kawasan eduwisata.
Keberhasilan PHE ONWJ meraih GCSA membuktikan komitmen Pertamina dalam mengelola bisnis hulu migas yang berkelanjutan, dengan mengimplementasikan praktik tanggung jawab sosial dan lingkungan. “Program JAM PASIR yang diinisiasi PHE ONWJ di Karawang dinilai memberikan dampak positif yang signifikan dalam memberdayakan masyarakat dan rehabilitasi Kawasan pesisir,” ungkap Agus Suprijanto, Senior Manager Relation Regional Jawa.
“Apresiasi kepada seluruh pemenang atas dedikasi dan kontribusi yang diberikan demi terwujudnya net zero emission (NZE) dan pembangunan berkesinambungan untuk bumi,” ungkap Eugene Chien, PhD, Ambassador-at-large Eugene Republic of China (Taiwan). Panel juri GCSA menilai program JAM PASIR berhasil menggerakkan perekonomian masyarakat dan dapat menjadi model program untuk direplikasi dan diadaptasi di wilayah pesisir lainnya untuk menghadapi tantangan perubahan iklim.
Awalnya, untuk menahan bencana abrasi, tim PHE ONWJ, nelayan dan warga setempat melakukan inovasi dengan membuat appostraps (alat pemecah, peredam ombak dan sedimen traps), yang dibuat dari ban bekas. “Inovasi ini mampu memulihkan lahan terdampak abrasi seluas 3,62 hektare, dan menambah garis pantai sepanjang 400 meter. Sebanyak 861 KK masyarakat pesisir terselamatkan dari abrasi,” Agus menambahkan.
Tidak itu saja, perekonomian warga setempat pun meningkat. Para perempuan, yang semula berprofesi sebagai pengupas rajungan, dilatih untuk mengolah potensi laut tersebut menjadi makanan olahan bernilai ekonomi lebih tinggi. Pendapatan yang diperoleh Kelompok UMKM istri nelayan pun meningkat mencapai Rp52 juta/tahun.
Program JAM PASIR telah membuka jalan bagi transformasi lingkungan, kesejahteraan, ekonomi dan sosial kemasyarakatan yang positif, serta memberikan harapan baru bagi keluarga nelayan di wilayah pesisir Karawang. Program ini juga mendukung capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya Tujuan 1 (Tanpa Kemiskinan), 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), 5 (Kesetaraan Gender), 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggungjawab) dan 13 (Penanganan Perubahan Iklim).
Ajang GCSA pertama kali diselenggarakan pada tahun 2018 dan tahun ketujuh ini sebanyak 82 partisipan dari 18 negara di kawasan Amerika Utara, Asia Tengah, Asia Selatan, Asia Timur Laut, Asia Tenggara, Eropa Utara, dan Eropa Barat berpartisipasi. 17 program CSR terbaik berhasil meraih penghargaan kategori Best Practice Award GCSA 2024.
Penghargaan ini diberikan kepada kepada pelaku usaha, organisasi, maupun individu yang telah mengimplementasikan berbagai inisiatif dan kegiatan yang berkontribusi mewujudkan keberlanjutan yang menjadi agenda global.