Jakarta, MinergyNews– Investasi sektor ESDM tahun 2019 mencapai US$ 31,9 miliar atau 96% dari target US$ 33,4 miliar. Dari jumlah tersebut, investasi terbesar berasal dari subsektor migas yaitu US$ 12,5 miliar, disusul listrik sebesar US$ 12 miliar, minerba US$ 5,9 miliar dan EBTKE sebesar US$ 1,5 miliar.
Sementara untuk tahun 2020, Pemerintah menargetkan investasi sektor ESDM sebesar US$ 35,9 miliar, terdiri dari investasi subsektor migas US$ 13,8 miliar, listrik US$ 12 miliar, minerba US$ 7,8 miliar dan EBTKE US$ 2,3 miliar.
Demikian disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif dalam konferensi pers terkait capaian sektor ESDM tahun 2019 dan program 2020 di Kementerian ESDM, Kamis (9/1). Pada kesempatan ini, Menteri ESDM didampingi para pejabat eselon I di lingkungan Kementerian ESDM, SKK Migas dan BPH Migas.
Menteri Arifin memaparkan, ESDM merupakan sektor terbesar penyumbang PNBP nasional, terdiri dari PNBP migas, mineral dan batubara, EBTKE dan lainnya (DMO migas, pendapatan jasa pengembangan SDM, jasa pendidikan dan BLU jasa litbang). Pada tahun 2019, PNBP sektor ESDM ditargetkan sebesar Rp 214,3 triliun, di mana realisasinya mencapai Rp 172,9 triliun atau 81%. Hal ini disebabkan asumsi ICP yang dalam APBN 2019 ditetapkan US$ 70 per barel, realisasinya US$ 62,37 per barel serta asumsi kurs Rp 15.000 per dollar AS, realisasinya Rp 14.102 per dollar AS. “Adapun target 2020 sebesar Rp 181,7 triliun,” tambah Arifin.
Realisasi subsidi energi pada tahun 2019 lebih terarah yaitu sebesar Rp 135,4 triliun, lebih rendah dibandingkan alokasi APBN Rp 160,0 triliun. Sedangkan pada tahun 2020, subsidi energi dianggarkan sebesar Rp 125,3 triliun.
Terkait pelaksanaan anggaran Kementerian ESDM tahun 2019, sebagian besar digunakan belanja infrastruktur untuk rakyat. Realisasi anggaran tahun 2019 sebesar 91,70% dari pagu total Rp 5,17 triliun. Realisasi tahun 2019 merupakan realisasi terbesar selama 10 tahun terakhir.
Disamping itu, kinerja pengelolaan anggaran juga semakin baik ditandai dengan nilai SMART sebesar 87,35 atau lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 73,60 dan capaian nilai IKPA sebesar 97,04, lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 93,97. Laporan keuangan Kementerian ESDM juga mendapat predikat WTP dari BPK selama 3 tahun berturut-turut..
Dalam kesempatan itu, Menteri ESDM juga memaparkan capaian dari pembangunan jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga yang merupakan salah satu utilisasi pemanfaatan gas untuk kebutuhan domestik agar dapat termanfaatkan secara optimal untuk menggerakkan kehidupan dan perekonomian.