Ini Proyek Gas Andalan Indonesia Masa Depan

Jakarta, MinergyNews– Proyeksi lifting gas bumi berdasarkan Neraca Gas Bumi Indonesia 2018-2027 mengalami fluktuasi yaitu sebesar 7.452 MMSCFD di tahun 2018 dan mencapai puncaknya di tahun 2022 sebesar 8.661 MMSCFD,  kemudian mengalami penurunan menjadi 8.048 MMSCFD di tahun 2027.

Proyeksi tersebut, papar Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar di Kementerian ESDM, dapat dicapai dengan kondisi terealisasinya beberapa proyek minyak bumi yaitu

  1. Lapangan Alur Siwah, Rambong dan Julu Rayeu (Medco Blok A) pada tahun 2018.
  2. Lapangan MDA & MBH serta MDK (HCML).
  3. Jambaran-Tiung Biru, Lapangan Badik dan West Badik (PHE Nunukan) pada tahun 2019.
  4. BP BerauExpansion (LNG Train 3) pada tahun 2020.
  5. Lapangan Merakes(ENI East Sepinggan) dan Asap Kido Merah (Genting Oil) pada tahun 2021.
  6. Lapangan Gendalo, Gandang dan Gehem (IDD Project) pada tahun 2022.
  7. Lapangan Abadi (INPEX Masela) pada tahun 2027.
  8. East Natuna di tahun 2027.

Wamen menjelaskan,   Indonesia memiliki cadangan gas sebesar 1,5% dunia yaitu 142.72 TSCF sehingga dapat dikatakan bahwa Indonesia bukan negara yang kaya akan sumber daya gas bumi tapi memiliki sumber daya gas.

Rata-rata produksi gas bumi Indonesia selama 5 tahun terakhir sebesar 7.997 MMSCFD. Trend produksi selama 5 tahun terakhir menunjukan penurunan dari 8,130 MMSCFD di tahun 2013 menjadi 7.620 MMSCFD di tahun 2017. Dari produksi gas bumi tersebut, terdapat 8% losses yang berupa impuritis, gas suar bakar dan pengunaan sendiri sehingga realisasi lifting pada tahun 2017 sebesar 6.607.65 MMSCFD. Dari lifting gas bumi tersebut, sebanyak 58,59% dimanfaatkan untuk domestik dan 41,41% diekspor.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *