Industri Migas Butuh SDM Terlatih untuk Amankan Ketahanan Energi Nasional

Jakarta, MinergyNews– Tepat sehari selepas perayaan momentum HUT RI ke-77, Subholding Upstream Pertamina, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menemukan tiga titik cadangan minyak dan gas (migas) baru. Ketiga lokasi tersebut berada di lepas pantai Aceh bagian Barat, di daratan Jawa Barat bagian Utara, dan daratan Salawati Papua.

Kabar ini, membawa semangat baru khususnya bagi para mahasiswa Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Pertamina (UPER). Tania Farah Hasna misalnya, mengungkapkan harapannya untuk dapat segera terjun ke industri migas profesional, dan berkontribusi dalam pemenuhan suplai energi nasional.

Mahasiswi yang menyelesaikan Tugas Akhir (TA) di JOB Pertamina – Medco E&P Tomori Sulawesi, tersebut, telah membekali diri dengan sejumlah kemampuan keilmuan dan kemampuan praktis untuk menjadi SDM terlatih. Selain bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan UPER, Tania juga rajin mengikuti berbagai ajang kejuaraan di level nasional dan internasional.

Teranyar, bersama dua rekan lainnya, Ivory Hanif Hermawan dan Rakai Aji Bramasta, Tania menyabet Juara Pertama di Ajang PETRAM Case Solution, besutan Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan, STT Migas Balikpapan.

“Dalam kompetisi ini, seluruh peserta ditantang untuk menghitung cadangan minyak dari dua studi kasus dan lapangan yang berbeda. Kami dibebaskan untuk memilih metode yang digunakan untuk perhitungan. Luaran dari hasil analisa dan penghitungan ini berupa paper yang kemudian kami presentasikan kepada panitia,” jelas Tania dalam wawancara daring, Minggu (21/08/2022).

Disampaikan Rakai, anggota tim, mereka memilih metode volumetrik dan metode material balance untuk menghitung jumlah cadangan minyak dalam studi kasus tersebut. Metode ini dilakukan dengan cara menganalisis karakteristik geologi di wilayah tersebut, seperti sifat batuan dan ketebalan reservoir.

“Metode volumetrik umumnya digunakan di wilayah yang belum memiliki data lengkap. Sedangkan metode material balance dapat digunakan untuk mengembangkan perhitungan yang sebelumnya sudah dilakukan,” tutur mahasiswa yang aktif di organisasi The Society of Petrophysicists and Well Log Analysts (SPWLA) tersebut. SPWLA merupakan organisasi kenamaan dunia yang berfokus pada pengembangan mutu pendidikan di bidang minyak dan gas bumi serta mineral lainnya.

Melalui kedua metode tersebut, lanjut Ivory, ketua tim, nantinya akan diketahui data-data untuk menunjang analisa eksplorasi. “Misalnya banyaknya gas yang terdapat di dalam reservoir, faktor perolehan hidrokarbon, dan perkirakan perolehan akhir hidrokarbon. Selain itu, peneliti juga bisa mengetahui kelayakan eksploitasi di suatu lapangan minyak,” ujar mahasiswa yang menyelesaikan Tugas Akhir (TA) di Pertamina Hulu Rokan tersebut.

Raka Sudira Wardana, M.T., Ketua Program Studi Teknik Perminyakan UPER sekaligus pakar teknik pengeboran UPER, mengapresiasi capaian ketiga mahasiswa tersebut. “Dengan terlatih mengaplikasikan pembelajaran di Mata Kuliah melalui Project Based Learning semacam ini, lulusan Teknik Perminyakan UPER akan menjadi SDM terampil yang sesuai dengan kebutuhan industri energi,” pungkasnya.

Disebutkan dalam Global Oil and Gas Training and Development Survey yang digagas oleh Society of Petroleum Engineers (SPE) dan British Petroleum (BP), diketahui bahwa soft skill bagi para pekerja di bidang migas, sama pentingnya dengan hard skill.

Dalam survey, dikatakan bahwa 69 persen responden memilih kemampuan untuk belajar sebagai kemampuan yang harus dimiliki seorang pekerja di industri migas, disusul dengan team work sebesar 61 persen, dan komunikasi di angka 60 persen.

“Ketiga kemampuan tersebut, bisa didapatkan oleh mahasiswa salah satunya melalui keikutsertan di berbagai ajang kejuaraan. Bisa juga diperoleh melalui keaktifan dalam kegiatan di luar perkuliahan, dengan bergabung di organisasi atau forum,” ungkap Raka.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *