Hebitren Indonesia Gelar Halal Bihalal dan Resmikan Kantor DPP

Jakarta, MinergyNews– Pada hari ini, Minggu (22/05/2022) Hebitren Indonesia (Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren) meresmikan kantor DPP yang berlokasi di Kalideres, Jakarta Barat. Sebagaimana diketahui, Hebitren Indonesia adalah organisasi independen dan non partisan, yang dibentuk untuk mendorong akselerasi penguatan ekonomi pesantren. Selain meresmikan kantor DPP-nya, Hebitren Indonesia juga mengelar acara halal bihalal dengan anggota dan para tamu undangan.

Sekretaris Jenderal Hebitren Indonesia, Reza Pahlevi Bachtiar mengatakan, peran pondok pesantren tersebut termasuk dalam salah satu pilar cetak biru Bank Indonesia dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.

“Bank Indonesia bersama pemangku kepentingan lainnya senantiasa bersinergi dalam membangun rantai nilai halal (halal value chain) melalui pengembangan industri halal di sisi input, produksi, proses produksi dan pemasaran,” ujarnya saat ditemui usai acara.

Menurut Reza beberapa inisiatif, kolaborasi, dan sinergi telah dilakukan termasuk dengan ponpes yang memiliki potensi yang sangat besar sebagai pelaku industri halal ke depan. Hal ini juga menjadi upaya kolaboratif untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat produsen produk halal dunia.

“Upaya ini diharapkan dapat mengangkat industri halal menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru Indonesia ke depan,” tuturnya.

Reza mengungkapkan, pengembangan ekosistem rantai nilai halal difokuskan kepada 5 sektor prioritas, yaitu pertanian terintegrasi, halal food, halal fashion, energi baru dan terbarukan serta pariwisata ramah muslim. Program pengembangan kemandirian ekonomi ponpes serta sinergi dan linkage dengan UMKM dan korporasi diharapkan dapat mendorong peran ponpes sebagai penggerak utama dalam ekosistem rantai nilai halal.

Selain itu, dirinya menambahkan, terdapat tiga prasyarat kemajuan bisnis ekonomi dan keuangan pesantren dengan pendekatan manajemen ekonomi dan bisnis modern. Pertama, keuletan dan daya tahan. Kedua, memperkuat jejaring/silaturahmi bisnis antara lain melalui Hebitren. Ketiga, memperkuat pengetahuan dan pemberdayaan ekonomi pesantren melalui Ekosistem Rantai Nilai Halal.

“Harapannya, model pengembangan ekosistem rantai nilai halal tersebut dapat direplikasi oleh berbagai pihak dalam pengembangan ekonomi di pesantren,” imbuhnya.

Sementara itu, Reza melanjutkan, pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan sekaligus menjadi wadah pencetak kader-kader penggerak ekonomi ummat dan memiliki peran strategis dalam menjaga keterkautan antara dunia modern dan keagamaan.

Pasalnya, dirinya menjelaskan, saat ini total Pesantren yang terdaftar di Kementerian agama sudah lebih dari 30.000 dan total santri mencapai 18 Juta, tentu saja data ini belum termasuk alumni. Barangkali jika hendak dihitung dengan total alumni bisa jadi mencapai 100 juta. Hal ini menegaskan bahwa peranan pesantren dalam kehidupan masyarakat tidak bisa dipandang sebelah mata. Kehadiran insan-insan-insan berwasasan luas dan berakhlak mulia akan sangat menguntungkan bagi bangsa dan negara. Karena bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar, tentunya sebuah bangsa besar tidak dapat melepaskan diri dari sisi religiusitas yang ada dari masyarakat sebagaimana yang disebutkan dalam Sila Pertama Ketuhanan yang Maha Esa.

“Faktor religiustitas sangat penting untuk mewujudkan sosok pemimpina yang amanah, shiddiq dan juga fathonah. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berketuhanan sehingga salah satu perwujudan dari menjaga spirit religiustitas di Indonesia adalah kehadiran Pondok Pesantren yang secara Istiqomah mengajarkan ilmu agama,” katanya.

Menurut dirinya, pondok pesantren yang jumlahnya puluhan ribu di Indonesia tentunya membutuhkan stimulant agar dapat terus bertahan di tengah era globalisasi saat ini. Pesantren saat ini tidak hanya bisa berfokus pada bidang pendidikan saja melainkan harus memiliki kemampuan dalam mengelola ekonomi dan bsinis untuk kesejahteraan pesantren maupun ummat pada umumnya.

“Besar harapan kami Hebitren Indonesia bukan hanya menjadi wadah untuk kepentingan ekonomi dan bisnis saja, namun menjadi wadah silaturahim dan bentuk kontribusi pondok pesantren dalam menjaga marwah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena sejarah telah mencatat bahwa para santri juga turut berjuang bersama para pahlawan dalam meraih kemerdakaan. Sehingga dengan menyatukan seluruh pondok pesantren dalam wadah bernama Hebitren tentunya hal ini menjadi bentuk penyatuan semangat religiusitas dan nasionalisme para pondok pesantren untuk menjaga bangsa Indonesia terkhususnya dari sisi perekonomian,” tandasnya.




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *